A.
Pendahuluan
Sistem akuntansi manajemen memainkan peranan yang penting
dalam mengukur tindakan dan hasil serta dalam mendefinisikan penghargaan yang
akan diterima oleh para individu. Perananan ini disebut sebagai akuntansi
pertanggungjawaban dan merupakan alat fundamental dari pengendalian manajerial.
Model akuntansi pertanggungjawabn didefinisikan dengan empat elemen inti :
1.
Menugaskan
tanggung jawab
2.
Membuat
ukuran kinerja atau kriteria
3.
Mengevaluasi
kinerja
4.
Memberikan
penghargaan
Tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi perilaku
sehingga inisiatif individu dan organisasi sejalan untuk mencapai suatu tujuan
umum atau berbagai tujuan. Akuntansi manajemen memberikan tiga jenis sistem akuntansi
pertanggungjawaban : berdasarkan fungsi, berdasarkan aktivitas, dan berdasarkan
strategi.
B. Akuntansi Pertanggungjawaban Berdasarkan Fungsi dan
Berdasarkan Aktivitas
Tujuan
: Mahasiswav mampu membandingkan dan membedakan sistem akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan fungsi dan aktivitas.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi
menugaskan tanggung jawab pada individu dan unit organisasional serta
menyatakan ukuran kinerja berdasarkan faktor keuangan dan menekankan pada
perspektif keuangan. Sitem berdasarkan
fungsi dikembangkan ketika kebanyakan perusahaan beroperasi dalam lingkungan
yang relatif stabil.
Elemen sistem pertanggungjawaban berdasarkan fungsi
terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
1.
Menugaskan
tanggung jawab terfokus pada fungsi unit organisasional dan individu.
2.
Penetapan
ukuran kinerja menggunakan anggaran dan penghitungan biaya standar sebagai
dasar kriteria aktivitas.
3.
Pengukuran
kinerja dengan membandingkan hasil sesungguhnya dengan hasil yang dianggarkan.
Kinerja biaya sangat ditekankan.
4.
Pemberian
penghargaan didesain untuk mendorong
para individu mengelola biaya untuk mencapai atau mengalahkan standar anggaran.
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas,
di lain pihak, adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban yang dikembangkan
bagi para perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang terus menerus
menuntut perbaikan. Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas
menempatkan tanggung jawab pada proses dan menggunakan ukuran kinerja keuangan
dan nonkeuangan. Pendekatan ini menekankan pada perspektif keuangan dan proses.
Elemen sistem pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas
terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
1.
Menugaskan
tanggung jawab terfokus pada proses dan tim
§
Perbaikan
Proses, mengacu pada efisiensi proses;
§
Inovasi
Proses, mengacu pada kinerja proses;
§
Pembuatan
Proses, mengacu pada instalasi suatu proses baru secara keseluruhan
2.
Penetapan
ukuran kinerja berorientasi pada proses, sehingga pada akhirnya standar
seharusnya mencerminkan nilai tambah pada aktivitas individual dan proses.
3.
Pengukuran
kinerja meliputi waktu, kualitas dan efisiensi.
4.
Pemberian
penghargaan berdasarkan grup karena dicapai melalui usaha tim.
C. Pusat Investasi,
Pusat Laba, dan Pusat Biaya
Tujuan
: Mahasiswa memahami konsep-konsep pusat investasi, pusat laba dan pusat biaya.
Dalam suatu organisasi yang didesentralisasi, sistem
akuntansi pertanggungjawaban disusun di sekitar sejumlah pusat-pusat.
Pusat pertanggungjawaban adalah segala sesuatu yang
apapun yang ada dalam suatu organisasi dimana pengendalian atas pengeluaran
biaya atau pengendalian atas perolehan pendapatan dapat diharapkan dijumpai
disitu. Pusat pertanggungjawaban seperti
itu dapat dijumpai berapa orang, operasi, departemen, perusahaan, divisi,
ataupun keseluruhan organisasi itu sendiri.
Pusat Biaya adalah
setiap pusat pertanggungjawaban apapun yang mengendalikan pengeluaran biaya.
Pusat biaya tidak mempunyai pengendalian atas penjualan atau atas perolehan
pendapatan.
Pusat
Laba adalah kebalikan dari pusat
biaya, pusat laba mempunyai pengendalian baik atas biaya maupun atas
pendapatan.
Pusat
Investasi adalah pusat
pertanggungjawaban apapun yang ada dalam suatu organisasi yang mempunyai
pengendalian atas biaya dan atas pendapatan serta mempunyai pengendalian juga
atas dana investasi.
D. Akuntansi Pertanggungjawaban Berdasarkan
Aktivitas dan Berdasarkan Strategi
Tujuan
: Mahasiswa bisa membandingkan dan membedakan sistem akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan aktivitas dan strategi.
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas
menampilkan suatu perubahan signifikan
bagaimana tanggung jawab ditempatkan, diukur, dan dievaluasi. Sistem
berdasarkan aktivitas menambah perspektif proses pada perspektif keuangan dari
sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi secara efektif.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi
adalah langkah selanjutnya dalam evolusi akuntansi pertanggungjawaban. Sistem
akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi (Balanced Scorecard) menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke
dalam tujuan operasional dan mengukur empat perspektif yang berbeda: perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses, dan perspektif (pembelajaran
dan pertumbuhan) infrastruktur.
Elemen sistem pertanggungjawaban berdasarkan strategi
terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
1.
Penempatan
Tanggung Jawab selain mempertahankan perspektif proses dan keuangan, juga
perspektif pelanggan dan pembelajaran serta pertumbuhan (infrastruktur).
2.
Pembuatan
Ukuran Kinerja meliputi orientasi proses dari sistem aktivitas.
3.
Pengukuran
Kinerja berorientasi pada proses (efisiensi),dengan pelanggan (kepuasan
pelanggan); dengan infrastruktur (kepuasan dan keahlian pegawai), dengan
konsekuensi ekonomi dari pelaksanaan proses ( trend biaya).
4.
Pemberian
Penghargaan berdasarkan grup karena dicapai melalui usaha tim.
E. Analisis
Nilai Proses
Tujuan
:Mahasiswa mampu menjelaskan analisis nilai proses
Analisis nilai proses merupakan landasan akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas lebih memfokuskan pada akuntabilitas
aktivitas, bukan pada biaya; dan juga menekankan maksimalisasi kinerja sistem
yang luas, bukan pada kinerja individual.
Analisis nilai proses membantu mengubah konsep akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan aktivitas dari dasar konseptual ke dasar operasional. Analisis
nilai proses mengacu pada (1) analisis penggerak, (2) analisis aktivitas dan
(3) pengukuran kinerja aktivitas.
1.
Analisis
Penggerak: Pencarian Akar Penyebab
Pengelolaan aktivitas memerlukan suatu pemahaman mengenai
penyebab biaya aktivitas. Setiap aktivitas memiliki input dan output. Input
aktivitas adalah sumber-sumber yang dipakai oleh aktivitas dalam memproduksi
output. Output aktivitas adalah hasil atau produk sutau aktivitas.
Ukuran output
aktivitas adalah berapa kali aktivitas dilakukan. Hal ini adalah ukuran yang
dapat dihitung dari output. Ukuran output yang efektif adalah ukuran permintaan
yang ditempatkan pada suatu aktivitas, yang disebut penggerak aktivitas. Oleh
karena permintaan terhadap suatu aktivitas dapat berubah, maka biaya aktivitas
juga dapat berubah. Tujuan analisis penggerak adalah usaha yang dikeluarkan
untuk mengidentifikasikan faktor-faktor tersebut yang merupakan akar penyebab
biaya aktivitas. Sering kali akar penyebab biaya suatu aktivitas adalah juga
akar penyebab aktivitas terkait lainnya.
2.
Analisis
Aktivitas : Mengidentifikasikan dan Menghitung Isi Nilai
Inti dari analisis nilai proses adalah analisis
aktivitas. Analisis aktivitas adalah proses pengidentifikasian, penjelasan, dan
pengevaluasian aktivitas yang perusahaan lakukan. Analisis aktivitas seharusnya
mengeluarkan empat hasil :
§
Aktivitas
apa yang dilakukan
§
Berapa
banyak orang yang melakukan aktivitas
§
Waktu
dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas
§
Penghitungan
nilai aktivitas untuk organisasi, termasuk rekomendasi untuk memilih dan hanya
mempertahankan aktivitas yang menambah nilai.
Aktivitas dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas
bernilai tambah atau aktivitas tak bernilai tambah.
2.1. Aktivitas
Bernilai Tambah (value added)
Aktivitas-aktivitas yang perlu untuk dipertahankan dalam
bisnis disebut sebagai aktivitas bernilai tambah. Beberapa aktivitas-aktivitas
yang diwajibkan-diperlukan untuk memenuhi ketentuan hukum. Suatu aktivitas yang
dapat diubah diklasifikasikan sebagai nilai tambah jika secara simultan
memenuhi tiga kondisi :
§
Aktivitas
yang menghasilkan perubahan,
§
Perubahan
tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas yang sebelumnya, dan
§
Aktivitas
tersebut memungkinkan aktivitas lain untuk dilakukan.
Aktivitas manajerial secara khusus dirancang untuk
mengelola aktivitas bernilai tambah lainnya-untuk memastikan bahwa aktivitas
dilakukan dengan cara yang efisien dan sesuai jadwal. Setelah aktivitas
bernilai tambah diidentifikasi, kita dapat mendefinisikan biaya nilai tambah. Biaya nilai tambah adalah biaya untuk
melakukan aktivitas nilai tambah dengan efisiensi yang sempurna.
2.2. Aktivitas
Tak Bernilai Tambah (non value added)
Semua aktivitas, selain yang aktivitas yang sangat
penting untuk dipertahankan dalam bisnis, sehingga dianggap sebagai aktivitas
yang tidak diperlukan, disebut aktivitas tak bernilai tambah. Aktivitas tak bernilai tambah merupakan
aktivitas yang tidak dapat memenuhi salah satu dari ketiga kondisi yang didefinisikan
sebelumnya.
Aktivitas ini tidak bernilai tambah karena hal ini
mengulang pekerjaan; aktivitas itu melakukan sesuatu yang seharusnya dikerjakan
oleh aktivitas sebelumnya. Biaya tak bernilai tambah adalah biaya yang
disebabkan oleh aktivitas tak bernilai tambah atau kinerja yang tidak efisien
dari aktivitas bernilai tambah.
Aktivitas tak bernilai tambah dapat muncul di mana saja
dalam organisasi. Dalam operasional manufaktur, ada lima aktivitas utama yang
sering disebut sebagai suatu yang sia-sia dan tidak perlu:
§
Penjadwalan
§
Pemindahan
§
Penantian
§
Pengawasan
§
Penyimpanan
2.3. Pengurangan
Biaya
Usaha untuk menurunkan biaya dari produk dan proses yang
ada disebut sebagai penghitungan biaya Kaizen. Penghitungan biaya Kaizen
bercirikan perbaikan secara konstan terhadap proses dan produk yang ada.
Analisis aktivitas adalah elemen kunci dari penghitungan biaya kaizen. Analisis
aktivitas dapat menurunkan biaya dengan empat cara :
§
Penghapusan
aktivitas
§
Pemilihan
aktivitas
§
Pengurangan
aktivitas
§
Pembagian
aktivitas
Penghapusan
aktivitas berfokus pada
aktivitas tidak bernilai tambah. Setelah aktivitas yang tidak menambah nilai
teridentifikasi, ukuran harus diambil untuk menghindarkan organisasi dari
aktivitas ini.
Pemilihan
aktivitas melibatkan pemilihan
di antara aktivitas yang berbeda dikarenakan strategi bersaing. Strategi
berbeda menyebabkan aktivitas yang berbeda.
Pengurangan
aktivitas mengurangi waktu dan sumber daya yang
dibutuhkan oleh aktivitas. Pendekatan untuk menurunkan aktivitas seharusnya
secara primer ditujukan pada perbaikan aktivitas yang diperlukan atau strategi
jangka pendek untuk perbaikan aktivitas tak bernilai tambah sampai kegiatan ini
dapat dihapuskan.
Pembagian
aktivitas meningkatkan efisiensi aktivitas yang
diperlukan dengan menggunakan skala ekonomi. Secara khusus, kuantitas penggerak
biaya ditingkatkan tanpa meningkatkan biaya total aktivitas itu sendiri.
3.
Pengukuran
Kinerja Aktivitas
Ukuran kinerja aktivitas muncul dalam bentuk keuangan dan
nonkeuangan. Ukuran ini dirancang untuk menilai seberapa baik suatu aktivitas
dikerjakan dan hasil yang dicapai. Ukuran juga dirancang untuk menyatakan
apakah terjadi perbaikan yang konstan. Ukuran kinerja aktivitas berpusat pada
tiga dimensi utama : (1) efisiensi, (2) kualitas, dan (3) waktu.
Efisiensi
Aktivitas
Ukuran waktu kinerja cenderung bersifat nonkeuangan,
sedangkan ukuran efisiensi dan kualitas dapat berupa keuangan dan juga berupa
non keuangan.
Ukuran keuangan untuk efisiensi aktivitas meliputi :
§
Laporan
biaya aktivitas bernilai tambah dan tak bernilai tambah,
§
Trend
dalam laporan biaya aktivitas,
§
Laporan
standar Kaizen
§
Benchmarking
§
Penghitungan
biaya daur hidup
Pelaporan
Biaya Bernilai Tambah dan Tak Bernilai Tambah
Dengan
membandingkan biaya aktivitas sesungguhnya dengan biaya aktivitas bernilai
tambah, manajemen dapat menilai tingkat ketidakefisienan aktivitas dan
menentukan potensi untuk perbaikan. Untuk mengidentifikasikan dan menghitung
biaya yang bernilai dan tidak bernilai, ukuran output untuk tiap aktivitas
harus didefinisikan.
Setelah ukuran output didefinisikan, maka kuantitas
standar bernilai tambah (standard
quantities – SQ) untuk tiap aktivitas dapat didefinisikan. Biaya bernilai
tambah dapat dihitung dengan mengalikan kuantitas standar bernilai tambah
dengan standar harga (standard price-SP).
Biaya tak bernilai tambah dapat dihitung sebagai perbedaan antara output
sesungguhnya tingkat aktivitas (activity
quantity-AQ) dan tingkat bernilai tambah (SQ), dikalikan dengan biaya
standar per unit.
Rumus penghitungan
biaya :
Biaya
bernilai tambah = SQ x
SP
Biaya tak
bernilai tambah = ( AQ – SQ )
SP
|
Dimana :
SQ = Tingkat ouput bernilai tambah suatu
aktivitas
SP = Harga standar per unit ukuran ouput
aktivitas
AQ = Kuantitas sesungguhnya yang
digunakan untuk sumber daya fleksivel atau kapasitas aktivitas praktis yang
dibutuhkan untuk sumber daya terikat
Contoh:
Figur 5.1.
Laporan Biaya Bernilai Tambah dan Tak Bernilai Tambah
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2005
AKTIVITAS
|
BIAYA
BERNILAI TAMBAH
|
BIYA TAK
BERNILAI
TAMBAH
|
BIAYA
SESUNGGUHNYA
|
Pengelasan
|
Rp 400.000
|
Rp 80.000
|
Rp 480.000
|
Pengerjaan Ulang
|
0
|
90.000
|
90.000
|
Persiapan
|
0
|
360.000
|
360.000
|
Pengawasan
|
0
|
60.000
|
60.000
|
Total
|
Rp 400.000
|
Rp 590.000
|
Rp 990.000
|
Peranan
Standar Kaizen
Standar Kaizen mencerminkan perbaikan yang direncanakan
untuk periode berikut. Perbaikan yang direncanakan diasumsikan dapat dicapai,
sehingga standar Kaizen adalah suatu
tipe standar yang dapat dicapai saat ini. Berikutnya, hasil sesungguhnya
(seperti, biaya) dibandingkan dengan standar Kaizen untuk memberikan ukuran
tingkat perbaikan yang dicapai.
Benchmarking
Pendekatan lain untuk pembuatan standar yang digunakan
untuk membantu mengidentifikasi peluang perbaikan aktivitas disebut benchmarking. Benchmarking menggunakan praktik terbaik sebagai standar untuk
mengevaluasi kinerja aktivitas.
Benchmarking internal tidak harus dibatasi pada manajemen biaya.
Tujuan benchmarking adalah untuk
menjadi yang terbaik dalam melakukan aktivitas dan proses. Jadi, benchmarking seharusnya juga melibatkan
perbandingan dengan para pesaing atau industri lain. Akan tetapi, sering kali
sulit untuk memperoleh data yang diperlukan untuk melakukan benchmarking eksternal.
Pengaruh
Perilaku dan Penggerak
Pengurangan aktivitas tak bernilai tambah seharusnya
menghasilkan pengurangan dalam permintaan untuk aktivitas dan selanjutnya,
suatu pengurangan dalam ukuran output aktivitas. Jika kinerja tim dipengaruhi
oleh kemampuannya untuk menurunkan biaya tak bernilai tambah, maka pemilihan
penggerak aktivitas (sebagai ukuran output, dan bagaimana menggunakannya, dapat
memepengaruhi perilaku.
Manajemen
Kapasitas Aktivitas
Kapasitas aktivitas adalah berapa kali suatu aktivitas
dapat dilakukan. Penggerak aktivitas mengukur kapasitas aktivitas. Permintaan
akan aktivitas inspeksi menentukan jumlah kapasitas aktivitas yang dibutuhkan.
Selisih kapasitas menunjukkan penghitungan dua selisih
kapasitas: selisih volume aktivitas dan selisih kapasitas yang tidak digunakan.
§
Selisih
volume aktivitas
Adalah perbedaan antara tingkat aktivitas sesungguhnya
yang didapatkan (kapasitas praktis, AQ) dan kuantitas standar bernilai tambah
dari aktivitas yang seharusnya digunakan (SQ). Ketika suplai melebihi
permintaan dengan kuantitas yang cukup besar, manajemen dapat mengambil tindakan
untuk menurunkan kuantitas aktivitas yang diberikan.
§
Selisih
kapasitas yang tidak digunakan,
Adalah perbedaan antara ketersediaan aktivitas (AQ) dan
penggunaan aktivitas (AU), merupakan informasi penting yang seharusnya
disediakan untuk manajemen. Tujuannya adalah untuk menurunkan permintaan akan
aktivitas sampai selisih kapasitas yang tidak digunakan sebanding dengan
selisish volume aktivitas.
Penghitungan
Anggaran Biaya Daur Hidup
Daruh hidup produk secara sederhana adalah waktu
keberadaan produk, dari pengkonsepan hingga tidak terpakai. Biaya daur hidup
adalah semua biaya yang berhubungan dengan produk untuk keseluruhan daur
hidupnya. Hal ini meliputi pengembangan (perencanaan, rancangan, dan
pengujian), produksi (aktivitas konversi) dan dukungan logistik.
Biaya hidup keseluruhan adalah biaya daur hidup suatu
produk plus biaya pasca pembelian oleh pelanggan, yang meliputi operasional,
dukungan, pemeliharaan, dan pembuangan. Penghitungan biaya hidup keseluruhan
menekankan pada manajemen keseluruhan rantai nilai. Rantai nilai adalah
kumpulan aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan, dan melayani suatu produk (atau jasa). Manajemen biaya daur hidup
memfokuskan pada aktivitas pengelolaan rantai nilai sehingga terbentuk
keunggulan bersaing jangka panjang. Untuk mencapai tujuan ini, para manajer
harus menyeimbangkan biaya hidup keseluruhan produk, metode pengiriman,
inovasi, dan berbagai atribut produk termasuk kinerja, keistimewaan yang
ditawarkan , keandalan, kecocokan, ketahanannya, keindahannya, dan kualitas
yang dimilikinya.
Penurunan
Biaya
Peluang yang nyata untuk penurunan biaya muncul sebelum
manufaktur dimulai. Para manajer perlu menginvestasikan lebih banyak pada aset
sebelum manufaktur dan mengdedikasikan sumber daya yang lebih banyak untuk
aktivitas dalam fase awal daur hidup produk sehingga biaya hidup keseluruhan
dapat diturunkan.
Biaya
Keseluruhan Hidup Produk
Dari sudut pandang keseluruhan hidup, biaya produk
memiliki empat elemen utama:
§
Biaya
yang tidak muncul lagi (perencanaan, perancangan, dan pengujian),
§
Biaya
manufaktur
§
Biaya
logistik, dan
§
Biaya
pasca pembelian dari pelanggan
Penghitungan biaya daur hidup juga meningkatkan kemampuan
untuk membuat keputusan harga yang baik dan memperbaiki penilaian
profitabilitas produk.
Peranan
Penghitungan Biaya Target
Manajemen biaya daur hidup menekankan pada penurunan
biaya , bukan pada pengendalian biaya. Jadi, penghitungan biaya target menjadi
suatu alat khusus yang berguna untuk pembuatan tujuan penurunan biaya. Biaya target adalah perbedaan antara
harga penjualan yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan laba per unit yang diinginkan. Jika biaya target
kurang dari apa yang saat ini dapat tercapai, maka manajemen harus menemukan
penurunan biaya yang menggerakkan biaya sesungguhnya ke biaya target. Menemukan
penurunan biaya ini adalah tantangan utama dari penghitungan biaya target.
Tiga
metode penurunan biaya yang secara khusus digunakan, adalah :
§
Rekayasa
berlawanan
§
Analisis
nilai, dan
§
Perbaikan
proses
Contoh Penghitungan biaya target :
Suatu
perusahaan mempertimbangkan untuk memproduksi mesin baru. Spesifikasi produk
saat ini dan pangsa pasar yang ditarget meminta harga jual Rp 250.000,-. Laba
yang diminta adalah Rp.50.000,- per unit. Biaya target dihitung sebagai berikut
:
Biaya
target = Rp. 250.000- Rp.
50.000
=
Rp. 200.000
Contoh Penghitungan Biaya Daur Hidup
BIAYA UNIT DAN INFORMASI HARGA
|
|||||||||||
|
Biaya produksi unit
|
Rp 6
|
|
||||||||
|
Biaya daur hidup unit
|
Rp 10
|
|
||||||||
|
Biaya keseluruhan hidup unit
|
Rp 12
|
|
||||||||
|
Harga jual unit yang
dianggarkan
|
Rp 15
|
|
||||||||
|
BIAYA YANG DIANGGARKAN
|
||||||||||
ITEM
|
2005
|
2006
|
2007
|
TOTAL
|
|||||||
Biaya Pengembangan
|
200.000
|
-
|
-
|
200.000
|
|||||||
Biaya Produksi
|
-
|
240.000
|
360.000
|
600.000
|
|||||||
Biaya Logistik
|
-
|
80.000
|
120.000
|
200.000
|
|||||||
Subtotal tahunan
|
200.000
|
320.000
|
480.000
|
1.000.000
|
|||||||
Biaya Pasca pembelian
|
-
|
80.000
|
120.000
|
200.000
|
|||||||
Total tahunan
|
200.000
|
400.000
|
600.000
|
1.200.000
|
|||||||
Unit yang diproduksi
|
|
40.000
|
60.000
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
|||||||
LAPORAN LABA RUGI PRODUK YANG DIANGGARKAN
|
|||||||||||
|
(dalam rupiah)
|
|
|||||||||
TAHUN
|
PENDAPATAN
|
BIAYA
|
PENGHASILAN TAHUNAN
|
PENGHASILAN KUMULATIF
|
|||||||
2005
|
-
|
(200.000)
|
(200.000)
|
(200.000)
|
|||||||
2006
|
600.000
|
(320.000)
|
280.000
|
80.000
|
|||||||
2007
|
900.000
|
(480.000)
|
420.000
|
500.000
|
|||||||
Perhatikan
bahwa biaya daur hidup per unit adalah Rp 10,-, dibandingkan dengan definisi
konvensional sebesar Rp 6,- (yang hanya meliputi biaya produksi) dan biaya
keseluruhan hidup adalah Rp 12,-. Untuk dapat terus hidup, tentu saja produk
harus menutup semua biaya daur hidup dan
menghasilkan laba yang dapat diterima (laba target). Harga target Rp 15,- dapat
dibandingkan dengan laba target untuk memperoleh biaya target. Misalkan laba
target adalah Rp 6,50 per unit. Jadi, biaya target daur hidup adalah Rp 8,50.
LAPORAN KINERJA: Biaya Daur Hidup
|
|||||
|
(dalam
rupiah)
|
|
|||
TAHUN
|
ITEM
|
BIAYA
AKTUAL
|
BIAYA YANG
DIANGGARKAN
|
SELISIH
|
|
2005
|
Pengembangan
|
190.000
|
200.000
|
(200.000)
|
|
2006
|
Produksi
|
300.000
|
240.000
|
80.000
|
|
|
Logistik
|
75.000
|
80.000
|
500.000
|
|
2007
|
Produksi
|
435.000
|
360.000
|
|
|
|
Logistik
|
110.000
|
120.000
|
|
|
F. Balanced
Scorecard: Konsep dasar
Tujuan
: Menjelaskan fitur dasar dari balanced scorecard
Balanced scorecard adalah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan
sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke
dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam lima perspektif, yaitu :
1.
Perspektif
keuangan, menjelaskan konsekuensi ekonomi tindakan yang diambil dalam tiga
perspektif lain.
2.
Perspektif
keuangan mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga perspektif
lainnya. Jadi, tujuan dan ukuran
perspektif yang lain harus dihubungkan dengan tujuan keuangan. Perspektif ini
memiliki tiga tema strategis: pertumbuhan pendapatan, penurunan biaya, dan
pemanfaatan aset.
3.
Perspektif
pelanggan, mendefinisikan segmen pasar dan pelanggan di mana unit bisnis akan
bersaing. Perspektif pelanggan adalah sumber komponen pendapatan dari tujuan
keuangan. Perspektif ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dan segmen pasar
di mana perusahaan memilih untuk bersaing.
4.
Perspektif
proses bisnis internal, menjelaskan proses internal yang diperlukan untuk
memberikan nilai pada pelanggan dan pemilik. Proses adalah sarana untuk
menciptakan nilai pelanggan dan pemegang saham, mencakup identifikasi proses
yang diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan dan keuangan. Rantai nilai proses terdiri atas tiga proses:
proses inovasi, proses operasional, dan proses pasca penjualan.
5.
Perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur), mendefinisikan kemampuan yang
diperlukan oleh organisasi untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang dan
perbaikan. Perspektif ini mengacu pada tiga faktor utama yang memungkinkannya,
yaitu : kemampuan pegawai, kemampuan sistem informasi, dan perilaku pegawai
(motivasi, pemberdayaan, dan pensejajaran). Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan adalah sumber kemampuan yang memungkinkan penyelesaian atau
pemenuhan tujuan tiga perspektif lainnya. Perspektif ini memiliki tiga tujuan
utama: peningkatan kemampuan pegawai; peningkatan motivasi, pemberdayaan, dan
pensejajaran; dan peningkatan kemampuan sistem informasi.
Contoh soal
Pollard Manufacturing telah mengembangkan standar
bernilai tambah untuk aktivitasnya, diantaranya adalah tiga berikut ini:
penggunaan bahan, pembelian, dan inspeksi. Tingkat output bernilai tambah untuk
tiap aktivitas, tingkat aktual yang dicapai, dan harga standar adalah sebagai
berikut :
Aktivitas
|
Penggerak Aktivitas
|
SQ
|
AQ
|
SP
|
Penggunaan kayu
|
Panjang Papan
|
24.000
|
30.000
|
Rp 10
|
Pembelian
|
Pesanan Pembelian
|
800
|
1.000
|
50
|
Inspeksi
|
Jam inspeksi
|
0
|
4.000
|
12
|
Anggaplah bahwa penggunaan bahan dan biaya pembelian
berhubungan dengan sumber daya fleksibel (dibeli sesuai yang diperlukan) dan
inspeksi menggunakan sumber daya yang didapatkan dalam blok, atau langkah,
2.000 jam. Harga sesungguhnya yang dibayar untuk input sama dengan harga
standar.
Diminta :
1.
Anggap
bahwa usaha perbaikan berkelanjutan menurunkan permintaan inspeksi menjadi 30
persen selama tahun berjalan (penggunaan aktivitas sesungguhnya menurun menjadi
30 persen). Hitunglah volume aktivitas dan selisih kapasitas yang tidak
digunakan pada aktivitas inspeksi.
2.
Siapkan
laporan biaya yang merinci biaya tak bernilai tambah dan bernilai tambah
3.
Anggap
bahwa perusahaan ingin menurunkan semua biaya tak bernilai tambah hingga 30
persen di tahun mendatang. Siapkan standar kaizen yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kemajuan perusahaan. Berapa banyak hal ini akan menghemat
pengeluaran sumber daya?
Jawab :
1. SP x SQ SP x AQ SP x AU
412 x 0 Rp 12 x 4.000 Rp 12 x 2.800
Rp 0 Rp 48.000 Rp 33.600
Selisih Volume Aktivitas Selisih
Kapasitas
Rp 48.000 U Yang tak digunakan
Rp 14.400 F
2.
AKTIVITAS
|
BIAYA BERNILAI TAMBAH
|
BIYA TAK
BERNILAI TAMBAH
|
BIAYA
SESUNGGUHNYA
|
Menggunakan kayu
|
Rp 240.000
|
Rp 60.000
|
Rp 300.000
|
Pembelian
|
40.000
|
10.000
|
50.000
|
Inspeksi
|
0
|
48.000
|
48.000
|
Total
|
Rp 280.000
|
Rp 118.000
|
Rp 398.000
|
3.
|
Standar Kaizen
|
|
|
Kuantitas
|
Biaya
|
Menggunakan kayu
|
Rp 28.200
|
Rp 282.000
|
Pembelian
|
940
|
47.000
|
Inspeksi
|
2.800
|
33.600
|
Jika standar dipenuhi, maka penghematannya adalah sebagai
berikut :
Menggunakan
kayu : Rp 10 x 9.000 = Rp. 90.000
Pembelian Rp 50 x 300 = 15.000
Pengematan Rp 105.000
Tidak ada penurunan yang muncul dalam sumber daya yang
dikeluarkan pada inspeksi karena harus dibeli pada kenaikan 2.000 dan hanya
1.200 jam dihemat – 800 jam lagi harus diturunkan sebelum penurunan dalam
sumber daya yang dikeluarkan dimungkinkan. Selisih kapasitas yang tidak
digunakan harus mencapai Rp. 24.000 sebelum sumber daya yang dikeluarkan dpat
diturunkan.
SOAL
LATIHAN
1.
Jelaskan
sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi.
2.
Jelaskan
sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas. Bagaimana hal ini
berbeda dari akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi?
3.
Apa
yang dimaksud dengan aktivitas bernilai tambah? Apa sajakah yang dimaksud
dengan biaya bernilai tambah?
4.
Apa
yang dimaksud dengan aktivitas tak bernilai tambah? Bagaimana dengan biaya tidak
bernilai tambah? Berikan masing-masing contoh
5.
Apakah
tujuan dari balanced scorecard?
6.
Willson
Company telah mengembangkan standar bernilai tambah untuk empat aktivitas:
pembelian suku cadang, perakitan suku cadang, administrasi suku cadang, dan
pengawasan suku cadang. Aktivitas, penggerak aktivitas, kuantitas standar dan
sesungguhnya, serta harga standar untuk 2005 adalah sebagai berikut :
Aktivitas
|
Penggerak Aktivitas
|
SQ
|
AQ
|
SP
|
Pembelian suku cadang
|
Pesanan
|
1.500
|
2.100
|
$300
|
Perakitan suku cadang
|
Jam tenaga kerja
|
180.000
|
199.500
|
12
|
Adm. suku cadang
|
Jumlah suku cadang
|
18.000
|
25.800
|
110
|
Pengawasan suku cadang
|
Jam pengawasan
|
0
|
75.000
|
15
|
Harga sesungguhnya yang dibayarkan per unit tiap
penggerak aktivitas sama dengan harga standar
Diminta:
1.
Siapkan
laporan biaya yang mendaftar biaya bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah,
dan biaya sesungguhnya tiap aktivitas.
2.
Aktivitas
manakah yang tidak bernilai tambah? Jelaskan mengapa. Jelaskan mengapa
aktivitas bernilai tambah dapat memiliki biaya yang tak bernilai
tambah
mw tanya ini dari buku mana ya?? gk ada kutipannya
BalasHapusmaaf kalo boleh tau ini dikutip dari buku apa? thx
BalasHapusini modul dari dosen aku,
BalasHapuskalo buku acuan c Hansen Mowen
thx yo mbar,
BalasHapus