Senin, 16 April 2012

BAB VII AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN


A.                                        Pendahuluan
            Sistem akuntansi manajemen memainkan peranan yang penting dalam mengukur tindakan dan hasil serta dalam mendefinisikan penghargaan yang akan diterima oleh para individu. Perananan ini disebut sebagai akuntansi pertanggungjawaban dan merupakan alat fundamental dari pengendalian manajerial. Model akuntansi pertanggungjawabn didefinisikan dengan empat elemen inti :
1.                   Menugaskan tanggung jawab
2.                  Membuat ukuran kinerja atau kriteria
3.                  Mengevaluasi kinerja
4.                 Memberikan penghargaan
Tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi perilaku sehingga inisiatif individu dan organisasi sejalan untuk mencapai suatu tujuan umum atau berbagai tujuan. Akuntansi manajemen memberikan  tiga jenis sistem akuntansi pertanggungjawaban : berdasarkan fungsi, berdasarkan aktivitas, dan berdasarkan strategi.


B.        Akuntansi    Pertanggungjawaban   Berdasarkan Fungsi   dan  Berdasarkan Aktivitas
Tujuan : Mahasiswav mampu membandingkan dan membedakan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi dan aktivitas.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi menugaskan tanggung jawab pada individu dan unit organisasional serta menyatakan ukuran kinerja berdasarkan faktor keuangan dan menekankan pada perspektif keuangan.  Sitem berdasarkan fungsi dikembangkan ketika kebanyakan perusahaan beroperasi dalam lingkungan yang relatif stabil.
Elemen sistem pertanggungjawaban berdasarkan fungsi terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
1.                   Menugaskan tanggung jawab terfokus pada fungsi unit organisasional dan individu.
2.                  Penetapan ukuran kinerja menggunakan anggaran dan penghitungan biaya standar sebagai dasar kriteria aktivitas.
3.                  Pengukuran kinerja dengan membandingkan hasil sesungguhnya dengan hasil yang dianggarkan. Kinerja biaya sangat ditekankan.                                                      
4.                 Pemberian penghargaan didesain  untuk mendorong para individu mengelola biaya untuk mencapai atau mengalahkan standar anggaran.
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas, di lain pihak, adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban yang dikembangkan bagi para perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang terus menerus menuntut perbaikan. Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas menempatkan tanggung jawab pada proses dan menggunakan ukuran kinerja keuangan dan nonkeuangan. Pendekatan ini menekankan pada perspektif keuangan dan proses.
Elemen sistem pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
1.                   Menugaskan tanggung jawab terfokus pada proses dan tim
§   Perbaikan Proses, mengacu pada efisiensi proses;
§   Inovasi Proses, mengacu pada kinerja proses;
§   Pembuatan Proses, mengacu pada instalasi suatu proses baru secara keseluruhan
2.                  Penetapan ukuran kinerja berorientasi pada proses, sehingga pada akhirnya standar seharusnya mencerminkan nilai tambah pada aktivitas individual dan proses.
3.                  Pengukuran kinerja meliputi waktu, kualitas dan efisiensi.
4.                 Pemberian penghargaan berdasarkan grup karena dicapai melalui usaha tim.

C.        Pusat Investasi, Pusat Laba, dan Pusat Biaya
Tujuan : Mahasiswa memahami konsep-konsep pusat investasi, pusat laba dan pusat biaya.
Dalam suatu organisasi yang didesentralisasi, sistem akuntansi pertanggungjawaban disusun di sekitar sejumlah pusat-pusat.
Pusat pertanggungjawaban adalah segala sesuatu yang apapun yang ada dalam suatu organisasi dimana pengendalian atas pengeluaran biaya atau pengendalian atas perolehan pendapatan dapat diharapkan dijumpai disitu.  Pusat pertanggungjawaban seperti itu dapat dijumpai berapa orang, operasi, departemen, perusahaan, divisi, ataupun keseluruhan organisasi itu sendiri.
            Pusat Biaya adalah setiap pusat pertanggungjawaban apapun yang mengendalikan pengeluaran biaya. Pusat biaya tidak mempunyai pengendalian atas penjualan atau atas perolehan pendapatan.
            Pusat Laba adalah kebalikan dari pusat biaya, pusat laba mempunyai pengendalian baik atas biaya maupun atas pendapatan.
            Pusat Investasi adalah pusat pertanggungjawaban apapun yang ada dalam suatu organisasi yang mempunyai pengendalian atas biaya dan atas pendapatan serta mempunyai pengendalian juga atas dana investasi.

D.        Akuntansi Pertanggungjawaban Berdasarkan Aktivitas dan  Berdasarkan Strategi
Tujuan : Mahasiswa bisa membandingkan dan membedakan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dan strategi.
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas menampilkan suatu perubahan signifikan  bagaimana tanggung jawab ditempatkan, diukur, dan dievaluasi. Sistem berdasarkan aktivitas menambah perspektif proses pada perspektif keuangan dari sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi secara efektif.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi adalah langkah selanjutnya dalam evolusi akuntansi pertanggungjawaban. Sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi (Balanced Scorecard) menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan operasional dan mengukur empat perspektif yang berbeda: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses, dan perspektif (pembelajaran dan pertumbuhan) infrastruktur.
Elemen sistem pertanggungjawaban berdasarkan strategi terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
1.                Penempatan Tanggung Jawab selain mempertahankan perspektif proses dan keuangan, juga perspektif pelanggan dan pembelajaran serta pertumbuhan (infrastruktur).
2.               Pembuatan Ukuran Kinerja meliputi orientasi proses dari sistem aktivitas.
3.               Pengukuran Kinerja berorientasi pada proses (efisiensi),dengan pelanggan (kepuasan pelanggan); dengan infrastruktur (kepuasan dan keahlian pegawai), dengan konsekuensi ekonomi dari pelaksanaan proses ( trend biaya).
4.              Pemberian Penghargaan berdasarkan grup karena dicapai melalui usaha tim.



E.        Analisis Nilai Proses
Tujuan :Mahasiswa mampu menjelaskan analisis nilai proses
Analisis nilai proses merupakan landasan akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas lebih memfokuskan pada akuntabilitas aktivitas, bukan pada biaya; dan juga menekankan maksimalisasi kinerja sistem yang luas, bukan pada kinerja individual.  Analisis nilai proses membantu mengubah konsep akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dari dasar konseptual ke dasar operasional. Analisis nilai proses mengacu pada (1) analisis penggerak, (2) analisis aktivitas dan (3) pengukuran kinerja aktivitas.

1.                   Analisis Penggerak: Pencarian Akar Penyebab
Pengelolaan aktivitas memerlukan suatu pemahaman mengenai penyebab biaya aktivitas. Setiap aktivitas memiliki input dan output. Input aktivitas adalah sumber-sumber yang dipakai oleh aktivitas dalam memproduksi output. Output aktivitas adalah hasil atau produk sutau aktivitas.
 Ukuran output aktivitas adalah berapa kali aktivitas dilakukan. Hal ini adalah ukuran yang dapat dihitung dari output. Ukuran output yang efektif adalah ukuran permintaan yang ditempatkan pada suatu aktivitas, yang disebut penggerak aktivitas. Oleh karena permintaan terhadap suatu aktivitas dapat berubah, maka biaya aktivitas juga dapat berubah. Tujuan analisis penggerak adalah usaha yang dikeluarkan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor tersebut yang merupakan akar penyebab biaya aktivitas. Sering kali akar penyebab biaya suatu aktivitas adalah juga akar penyebab aktivitas terkait lainnya.

2.                  Analisis Aktivitas : Mengidentifikasikan dan Menghitung Isi Nilai
Inti dari analisis nilai proses adalah analisis aktivitas. Analisis aktivitas adalah proses pengidentifikasian, penjelasan, dan pengevaluasian aktivitas yang perusahaan lakukan. Analisis aktivitas seharusnya mengeluarkan empat hasil :
§     Aktivitas apa yang dilakukan
§     Berapa banyak orang yang melakukan aktivitas
§     Waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas
§     Penghitungan nilai aktivitas untuk organisasi, termasuk rekomendasi untuk memilih dan hanya mempertahankan aktivitas yang menambah nilai.
Aktivitas dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas bernilai tambah atau aktivitas tak bernilai tambah.

2.1.      Aktivitas Bernilai Tambah (value added)
Aktivitas-aktivitas yang perlu untuk dipertahankan dalam bisnis disebut sebagai aktivitas bernilai tambah. Beberapa aktivitas-aktivitas yang diwajibkan-diperlukan untuk memenuhi ketentuan hukum. Suatu aktivitas yang dapat diubah diklasifikasikan sebagai nilai tambah jika secara simultan memenuhi tiga kondisi :
§     Aktivitas yang menghasilkan perubahan,
§     Perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas yang sebelumnya, dan
§     Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain untuk dilakukan.
Aktivitas manajerial secara khusus dirancang untuk mengelola aktivitas bernilai tambah lainnya-untuk memastikan bahwa aktivitas dilakukan dengan cara yang efisien dan sesuai jadwal. Setelah aktivitas bernilai tambah diidentifikasi, kita dapat mendefinisikan biaya nilai tambah. Biaya nilai tambah adalah biaya untuk melakukan aktivitas nilai tambah dengan efisiensi yang sempurna.

2.2.      Aktivitas Tak Bernilai Tambah (non value added)
Semua aktivitas, selain yang aktivitas yang sangat penting untuk dipertahankan dalam bisnis, sehingga dianggap sebagai aktivitas yang tidak diperlukan, disebut aktivitas tak bernilai tambah.  Aktivitas tak bernilai tambah merupakan aktivitas yang tidak dapat memenuhi salah satu dari ketiga kondisi yang didefinisikan sebelumnya.
Aktivitas ini tidak bernilai tambah karena hal ini mengulang pekerjaan; aktivitas itu melakukan sesuatu yang seharusnya dikerjakan oleh aktivitas sebelumnya. Biaya tak bernilai tambah adalah biaya yang disebabkan oleh aktivitas tak bernilai tambah atau kinerja yang tidak efisien dari aktivitas bernilai tambah. 

Aktivitas tak bernilai tambah dapat muncul di mana saja dalam organisasi. Dalam operasional manufaktur, ada lima aktivitas utama yang sering disebut sebagai suatu yang sia-sia dan tidak perlu:
§     Penjadwalan
§     Pemindahan
§     Penantian
§     Pengawasan
§     Penyimpanan

2.3.      Pengurangan Biaya
Usaha untuk menurunkan biaya dari produk dan proses yang ada disebut sebagai penghitungan biaya Kaizen. Penghitungan biaya Kaizen bercirikan perbaikan secara konstan terhadap proses dan produk yang ada. Analisis aktivitas adalah elemen kunci dari penghitungan biaya kaizen. Analisis aktivitas dapat menurunkan biaya dengan empat cara :
§     Penghapusan aktivitas
§     Pemilihan aktivitas
§     Pengurangan aktivitas
§     Pembagian aktivitas

Penghapusan aktivitas berfokus pada aktivitas tidak bernilai tambah. Setelah aktivitas yang tidak menambah nilai teridentifikasi, ukuran harus diambil untuk menghindarkan organisasi dari aktivitas ini.

Pemilihan aktivitas melibatkan pemilihan di antara aktivitas yang berbeda dikarenakan strategi bersaing. Strategi berbeda menyebabkan aktivitas yang berbeda.

Pengurangan aktivitas  mengurangi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas. Pendekatan untuk menurunkan aktivitas seharusnya secara primer ditujukan pada perbaikan aktivitas yang diperlukan atau strategi jangka pendek untuk perbaikan aktivitas tak bernilai tambah sampai kegiatan ini dapat dihapuskan.

Pembagian aktivitas  meningkatkan efisiensi aktivitas yang diperlukan dengan menggunakan skala ekonomi. Secara khusus, kuantitas penggerak biaya ditingkatkan tanpa meningkatkan biaya total aktivitas itu sendiri.

3.                  Pengukuran Kinerja Aktivitas
Ukuran kinerja aktivitas muncul dalam bentuk keuangan dan nonkeuangan. Ukuran ini dirancang untuk menilai seberapa baik suatu aktivitas dikerjakan dan hasil yang dicapai. Ukuran juga dirancang untuk menyatakan apakah terjadi perbaikan yang konstan. Ukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama : (1) efisiensi, (2) kualitas, dan (3) waktu.



                                    Efisiensi Aktivitas
Ukuran waktu kinerja cenderung bersifat nonkeuangan, sedangkan ukuran efisiensi dan kualitas dapat berupa keuangan dan juga berupa non keuangan.
Ukuran keuangan untuk efisiensi aktivitas meliputi :
§     Laporan biaya aktivitas bernilai tambah dan tak bernilai tambah,
§     Trend dalam laporan biaya aktivitas,
§     Laporan standar Kaizen
§     Benchmarking
§     Penghitungan biaya daur hidup

Pelaporan Biaya Bernilai Tambah dan Tak Bernilai Tambah
            Dengan membandingkan biaya aktivitas sesungguhnya dengan biaya aktivitas bernilai tambah, manajemen dapat menilai tingkat ketidakefisienan aktivitas dan menentukan potensi untuk perbaikan. Untuk mengidentifikasikan dan menghitung biaya yang bernilai dan tidak bernilai, ukuran output untuk tiap aktivitas harus didefinisikan.
Setelah ukuran output didefinisikan, maka kuantitas standar bernilai tambah (standard quantities – SQ) untuk tiap aktivitas dapat didefinisikan. Biaya bernilai tambah dapat dihitung dengan mengalikan kuantitas standar bernilai tambah dengan standar harga (standard price-SP). Biaya tak bernilai tambah dapat dihitung sebagai perbedaan antara output sesungguhnya tingkat aktivitas (activity quantity-AQ) dan tingkat bernilai tambah (SQ), dikalikan dengan biaya standar per unit.

Rumus  penghitungan biaya :

Biaya bernilai tambah                   = SQ x SP
Biaya tak bernilai tambah            = ( AQ – SQ ) SP


Dimana :
            SQ      = Tingkat ouput bernilai tambah suatu aktivitas
            SP       = Harga standar per unit ukuran ouput aktivitas
AQ          = Kuantitas sesungguhnya yang digunakan untuk sumber daya fleksivel atau kapasitas aktivitas praktis yang dibutuhkan untuk sumber daya terikat
Contoh:
Figur 5.1.
Laporan Biaya Bernilai Tambah dan Tak Bernilai Tambah
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2005

AKTIVITAS
BIAYA BERNILAI TAMBAH
BIYA TAK
BERNILAI TAMBAH
BIAYA
SESUNGGUHNYA
Pengelasan
Rp 400.000
Rp 80.000
Rp 480.000
Pengerjaan Ulang
0
90.000
90.000
Persiapan
0
360.000
360.000
Pengawasan
0
60.000
60.000
       Total
Rp 400.000
Rp 590.000
Rp 990.000



Peranan Standar Kaizen
Standar Kaizen mencerminkan perbaikan yang direncanakan untuk periode berikut. Perbaikan yang direncanakan diasumsikan dapat dicapai, sehingga standar Kaizen adalah suatu tipe standar yang dapat dicapai saat ini. Berikutnya, hasil sesungguhnya (seperti, biaya) dibandingkan dengan standar Kaizen untuk memberikan ukuran tingkat perbaikan yang dicapai.

Benchmarking
Pendekatan lain untuk pembuatan standar yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi peluang perbaikan aktivitas disebut benchmarking. Benchmarking menggunakan praktik terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja aktivitas.
Benchmarking internal tidak harus dibatasi pada manajemen biaya. Tujuan benchmarking adalah untuk menjadi yang terbaik dalam melakukan aktivitas dan proses. Jadi, benchmarking seharusnya juga melibatkan perbandingan dengan para pesaing atau industri lain. Akan tetapi, sering kali sulit untuk memperoleh data yang diperlukan untuk melakukan benchmarking eksternal.
               
Pengaruh Perilaku dan Penggerak
Pengurangan aktivitas tak bernilai tambah seharusnya menghasilkan pengurangan dalam permintaan untuk aktivitas dan selanjutnya, suatu pengurangan dalam ukuran output aktivitas. Jika kinerja tim dipengaruhi oleh kemampuannya untuk menurunkan biaya tak bernilai tambah, maka pemilihan penggerak aktivitas (sebagai ukuran output, dan bagaimana menggunakannya, dapat memepengaruhi perilaku.

Manajemen Kapasitas Aktivitas
Kapasitas aktivitas adalah berapa kali suatu aktivitas dapat dilakukan. Penggerak aktivitas mengukur kapasitas aktivitas. Permintaan akan aktivitas inspeksi menentukan jumlah kapasitas aktivitas yang dibutuhkan.
Selisih kapasitas menunjukkan penghitungan dua selisih kapasitas: selisih volume aktivitas dan selisih kapasitas yang tidak digunakan.
§         Selisih volume aktivitas
Adalah perbedaan antara tingkat aktivitas sesungguhnya yang didapatkan (kapasitas praktis, AQ) dan kuantitas standar bernilai tambah dari aktivitas yang seharusnya digunakan (SQ). Ketika suplai melebihi permintaan dengan kuantitas yang cukup besar, manajemen dapat mengambil tindakan untuk menurunkan kuantitas aktivitas yang diberikan.
§     Selisih kapasitas yang tidak digunakan,
Adalah perbedaan antara ketersediaan aktivitas (AQ) dan penggunaan aktivitas (AU), merupakan informasi penting yang seharusnya disediakan untuk manajemen. Tujuannya adalah untuk menurunkan permintaan akan aktivitas sampai selisih kapasitas yang tidak digunakan sebanding dengan selisish volume aktivitas.

Penghitungan Anggaran Biaya Daur Hidup
Daruh hidup produk secara sederhana adalah waktu keberadaan produk, dari pengkonsepan hingga tidak terpakai. Biaya daur hidup adalah semua biaya yang berhubungan dengan produk untuk keseluruhan daur hidupnya. Hal ini meliputi pengembangan (perencanaan, rancangan, dan pengujian), produksi (aktivitas konversi) dan dukungan logistik.
Biaya hidup keseluruhan adalah biaya daur hidup suatu produk plus biaya pasca pembelian oleh pelanggan, yang meliputi operasional, dukungan, pemeliharaan, dan pembuangan. Penghitungan biaya hidup keseluruhan menekankan pada manajemen keseluruhan rantai nilai. Rantai nilai adalah kumpulan aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan melayani suatu produk (atau jasa). Manajemen biaya daur hidup memfokuskan pada aktivitas pengelolaan rantai nilai sehingga terbentuk keunggulan bersaing jangka panjang. Untuk mencapai tujuan ini, para manajer harus menyeimbangkan biaya hidup keseluruhan produk, metode pengiriman, inovasi, dan berbagai atribut produk termasuk kinerja, keistimewaan yang ditawarkan , keandalan, kecocokan, ketahanannya, keindahannya, dan kualitas yang dimilikinya.

Penurunan Biaya
Peluang yang nyata untuk penurunan biaya muncul sebelum manufaktur dimulai. Para manajer perlu menginvestasikan lebih banyak pada aset sebelum manufaktur dan mengdedikasikan sumber daya yang lebih banyak untuk aktivitas dalam fase awal daur hidup produk sehingga biaya hidup keseluruhan dapat diturunkan.

Biaya Keseluruhan Hidup Produk
Dari sudut pandang keseluruhan hidup, biaya produk memiliki empat elemen utama:
§     Biaya yang tidak muncul lagi (perencanaan, perancangan, dan pengujian),
§     Biaya manufaktur
§     Biaya logistik, dan
§     Biaya pasca pembelian dari pelanggan

Penghitungan biaya daur hidup juga meningkatkan kemampuan untuk membuat keputusan harga yang baik dan memperbaiki penilaian profitabilitas produk.

Peranan Penghitungan Biaya Target
Manajemen biaya daur hidup menekankan pada penurunan biaya , bukan pada pengendalian biaya. Jadi, penghitungan biaya target menjadi suatu alat khusus yang berguna untuk pembuatan tujuan penurunan biaya. Biaya target adalah perbedaan antara harga penjualan yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah ditentukan terlebih dahulu dan laba per unit yang diinginkan. Jika biaya target kurang dari apa yang saat ini dapat tercapai, maka manajemen harus menemukan penurunan biaya yang menggerakkan biaya sesungguhnya ke biaya target. Menemukan penurunan biaya ini adalah tantangan utama dari penghitungan biaya target.
            Tiga metode penurunan biaya yang secara khusus digunakan, adalah :
§     Rekayasa berlawanan
§     Analisis nilai, dan
§     Perbaikan proses

Contoh Penghitungan biaya target :
            Suatu perusahaan mempertimbangkan untuk memproduksi mesin baru. Spesifikasi produk saat ini dan pangsa pasar yang ditarget meminta harga jual Rp 250.000,-. Laba yang diminta adalah Rp.50.000,- per unit. Biaya target dihitung sebagai berikut :

                        Biaya target             = Rp. 250.000- Rp. 50.000
                                                            = Rp. 200.000


Contoh Penghitungan Biaya Daur Hidup

BIAYA UNIT DAN INFORMASI HARGA

Biaya produksi unit
Rp 6


Biaya daur hidup unit
Rp 10


Biaya keseluruhan hidup unit
Rp 12


Harga jual unit yang dianggarkan
Rp 15


BIAYA YANG DIANGGARKAN
ITEM
2005
2006
2007
TOTAL
Biaya Pengembangan
200.000
-
-
200.000
Biaya Produksi
-
240.000
360.000
600.000
Biaya Logistik
-
80.000
120.000
200.000
   Subtotal tahunan
200.000
320.000
480.000
1.000.000
Biaya Pasca pembelian
-
80.000
120.000
200.000
    Total tahunan
200.000
400.000
600.000
1.200.000
Unit yang diproduksi

40.000
60.000






LAPORAN LABA RUGI PRODUK YANG DIANGGARKAN

(dalam rupiah)

TAHUN
PENDAPATAN
BIAYA
PENGHASILAN TAHUNAN
PENGHASILAN KUMULATIF
2005
-
(200.000)
(200.000)
(200.000)
2006
   600.000
(320.000)
280.000
80.000
2007
900.000
(480.000)
420.000
500.000

            Perhatikan bahwa biaya daur hidup per unit adalah Rp 10,-, dibandingkan dengan definisi konvensional sebesar Rp 6,- (yang hanya meliputi biaya produksi) dan biaya keseluruhan hidup adalah Rp 12,-. Untuk dapat terus hidup, tentu saja produk harus menutup semua biaya daur hidup  dan menghasilkan laba yang dapat diterima (laba target). Harga target Rp 15,- dapat dibandingkan dengan laba target untuk memperoleh biaya target. Misalkan laba target adalah Rp 6,50 per unit. Jadi, biaya target daur hidup adalah Rp 8,50.

LAPORAN KINERJA: Biaya Daur Hidup

(dalam rupiah)


TAHUN
ITEM
BIAYA
AKTUAL
BIAYA YANG
DIANGGARKAN
SELISIH
2005
Pengembangan
190.000
200.000
(200.000)
2006
 Produksi
300.000
240.000
80.000

Logistik
75.000
80.000
500.000
2007
Produksi
435.000
360.000


Logistik
110.000
120.000



F.        Balanced Scorecard: Konsep dasar
Tujuan : Menjelaskan fitur dasar dari balanced scorecard
Balanced scorecard adalah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam lima perspektif, yaitu :
1.                   Perspektif keuangan, menjelaskan konsekuensi ekonomi tindakan yang diambil dalam tiga perspektif lain.
2.                  Perspektif keuangan mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga perspektif lainnya.  Jadi, tujuan dan ukuran perspektif yang lain harus dihubungkan dengan tujuan keuangan. Perspektif ini memiliki tiga tema strategis: pertumbuhan pendapatan, penurunan biaya, dan pemanfaatan aset.
3.                  Perspektif pelanggan, mendefinisikan segmen pasar dan pelanggan di mana unit bisnis akan bersaing. Perspektif pelanggan adalah sumber komponen pendapatan dari tujuan keuangan. Perspektif ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dan segmen pasar di mana perusahaan memilih untuk bersaing.
4.                 Perspektif proses bisnis internal, menjelaskan proses internal yang diperlukan untuk memberikan nilai pada pelanggan dan pemilik. Proses adalah sarana untuk menciptakan nilai pelanggan dan pemegang saham, mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan dan keuangan.  Rantai nilai proses terdiri atas tiga proses: proses inovasi, proses operasional, dan proses pasca penjualan.
5.                  Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur), mendefinisikan kemampuan yang diperlukan oleh organisasi untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan. Perspektif ini mengacu pada tiga faktor utama yang memungkinkannya, yaitu : kemampuan pegawai, kemampuan sistem informasi, dan perilaku pegawai (motivasi, pemberdayaan, dan pensejajaran). Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah sumber kemampuan yang memungkinkan penyelesaian atau pemenuhan tujuan tiga perspektif lainnya. Perspektif ini memiliki tiga tujuan utama: peningkatan kemampuan pegawai; peningkatan motivasi, pemberdayaan, dan pensejajaran; dan peningkatan kemampuan sistem informasi.


Contoh soal
Pollard Manufacturing telah mengembangkan standar bernilai tambah untuk aktivitasnya, diantaranya adalah tiga berikut ini: penggunaan bahan, pembelian, dan inspeksi. Tingkat output bernilai tambah untuk tiap aktivitas, tingkat aktual yang dicapai, dan harga standar adalah sebagai berikut :
Aktivitas
Penggerak Aktivitas
SQ
AQ
SP
Penggunaan kayu
Panjang Papan
24.000
30.000
Rp 10
Pembelian
Pesanan Pembelian
800
1.000
50
Inspeksi
Jam inspeksi
0
4.000
12

Anggaplah bahwa penggunaan bahan dan biaya pembelian berhubungan dengan sumber daya fleksibel (dibeli sesuai yang diperlukan) dan inspeksi menggunakan sumber daya yang didapatkan dalam blok, atau langkah, 2.000 jam. Harga sesungguhnya yang dibayar untuk input sama dengan harga standar.
Diminta :
1.             Anggap bahwa usaha perbaikan berkelanjutan menurunkan permintaan inspeksi menjadi 30 persen selama tahun berjalan (penggunaan aktivitas sesungguhnya menurun menjadi 30 persen). Hitunglah volume aktivitas dan selisih kapasitas yang tidak digunakan pada aktivitas inspeksi.
2.            Siapkan laporan biaya yang merinci biaya tak bernilai tambah dan bernilai tambah
3.                    Anggap bahwa perusahaan ingin menurunkan semua biaya tak bernilai tambah hingga 30 persen di tahun mendatang. Siapkan standar kaizen yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan perusahaan. Berapa banyak hal ini akan menghemat pengeluaran sumber daya?
Jawab :
1.  SP x SQ                                  SP x AQ                                                   SP x AU
      412 x 0                               Rp 12 x 4.000                                        Rp 12 x 2.800
        Rp 0                                      Rp 48.000                                               Rp 33.600

                       
Selisih Volume Aktivitas                                   Selisih Kapasitas
Rp 48.000 U                                                         Yang tak digunakan
                                                                                          Rp 14.400 F
                                       

2.
AKTIVITAS
BIAYA BERNILAI TAMBAH
BIYA TAK
BERNILAI TAMBAH
BIAYA
SESUNGGUHNYA
Menggunakan kayu
Rp 240.000
Rp 60.000
Rp 300.000
Pembelian
40.000
10.000
50.000
Inspeksi
0
48.000
48.000
       Total
Rp 280.000
Rp 118.000
Rp 398.000

3.

Standar Kaizen

Kuantitas
Biaya
Menggunakan kayu
Rp 28.200
Rp 282.000
Pembelian
940
47.000
Inspeksi
2.800
33.600

Jika standar dipenuhi, maka penghematannya adalah sebagai berikut :

      Menggunakan kayu : Rp 10 x 9.000 = Rp. 90.000
      Pembelian                     Rp 50 x 300        =       15.000
      Pengematan                                       Rp 105.000

Tidak ada penurunan yang muncul dalam sumber daya yang dikeluarkan pada inspeksi karena harus dibeli pada kenaikan 2.000 dan hanya 1.200 jam dihemat – 800 jam lagi harus diturunkan sebelum penurunan dalam sumber daya yang dikeluarkan dimungkinkan. Selisih kapasitas yang tidak digunakan harus mencapai Rp. 24.000 sebelum sumber daya yang dikeluarkan dpat diturunkan.
     
SOAL LATIHAN

1.      Jelaskan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi.
2.     Jelaskan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas. Bagaimana hal ini berbeda dari akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi?
3.     Apa yang dimaksud dengan aktivitas bernilai tambah? Apa sajakah yang dimaksud dengan biaya bernilai tambah?
4.    Apa yang dimaksud dengan aktivitas tak bernilai tambah? Bagaimana dengan biaya tidak bernilai tambah? Berikan masing-masing contoh
5.     Apakah tujuan dari balanced scorecard?
6.     Willson Company telah mengembangkan standar bernilai tambah untuk empat aktivitas: pembelian suku cadang, perakitan suku cadang, administrasi suku cadang, dan pengawasan suku cadang. Aktivitas, penggerak aktivitas, kuantitas standar dan sesungguhnya, serta harga standar untuk 2005 adalah sebagai berikut :
Aktivitas
Penggerak Aktivitas
SQ
AQ
SP
Pembelian suku cadang
Pesanan
1.500
2.100
$300
Perakitan suku cadang
Jam tenaga kerja
180.000
199.500
12
Adm.  suku cadang
Jumlah suku cadang
18.000
25.800
110
Pengawasan suku cadang
Jam pengawasan
0
75.000
15

Harga sesungguhnya yang dibayarkan per unit tiap penggerak aktivitas sama dengan harga standar
Diminta:
1.         Siapkan laporan biaya yang mendaftar biaya bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah, dan biaya sesungguhnya tiap aktivitas.
2.         Aktivitas manakah yang tidak bernilai tambah? Jelaskan mengapa. Jelaskan mengapa aktivitas bernilai tambah dapat memiliki biaya yang tak bernilai tambah         

4 komentar:

  1. mw tanya ini dari buku mana ya?? gk ada kutipannya

    BalasHapus
  2. maaf kalo boleh tau ini dikutip dari buku apa? thx

    BalasHapus
  3. ini modul dari dosen aku,
    kalo buku acuan c Hansen Mowen

    BalasHapus

Back
to top