Kamis, 31 Mei 2012
Materi Akuntansi Manajemen Setelah UTS
1
BAB I
ANGGARAN DAN PENGANGGARAN
A. Pengertian Anggaran.
Anggaran (bussines budget) merupakan suatu rencana yang disusun secara
formal dan sistematis dari pada tamggumg jawab manajemen di dalam
perencanaan, koordinasi dan pengawasan yang dinyatakan dengan kesatuan
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Anggaran merupakan kata benda, yakni dari h asil yang diperoleh setelah
menyelesaikan tugas peencanaan. Sedangkan budgeting menunjukkan suatu proses,
sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan
rencana, pengumpulan berbagai data dan indormasi yang perlu, pembagian tugas
perencanaan, penyusunan rencana sendiri, implementasi dari rencana tersebut
sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil melaksanakan
rencana itu.
B. Sistem Anggaran Dalam Perusahaan
Anggaran dapat dianggap sebagai sistem yang memiliki kekhususan
tersendiri atau sebagai sub-sistem yang emmerlukan hubungan (interface) dari sub
system lain yang ada dalam perusahaan tersebut.
Inti Sistem :
Pemasaran Produksi Keuangan Administrasi
Subsistem penunjang:
1. Stuktur organisasi
2. Tertib administrasi
3. Analisa data statistik internal
4. Data dan analisa akuntansi.
5. Angka-angka standar
Subsistem Lingkungan :
1. Data dan analisa ekonomi
2. Data dan analisa industri
3. Data dan analisaproduk
4. Struktur harga dan
persaingan
2
Penyusunan anggaran dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Adapun
persyaratan yang dipenuhi dalam menentukan tujuan :
1. Tujuan harus jelas.
2. Tujuan harus realistis, bukan suatu yang ideal.
3. Aplicable (bisa diterapkan dan dilaksanakan).
4. Measurable (langkahnya sampai mana bisa diukur)
5. Fleksibel (sesuai dengan situasi dan kondisi)
6. Memiliki resiko moderat (kecenderungan untuk berhasil dan kecenderungan
untuk gagal).
Sifat anggaran dalam perusahaan :
1. Realistis.
2. Luwes
3. Kontinue
Jenis anggaran dalam perusahaan berdasarkan lingkup ataupun intensitas
penyusunannya :
1. Anggaran komprehensif (budget comprehensive).
2. Anggaran parsial (budget partial)
Jenis anggaran berdasarkan fleksibilitasnya :
1. Anggaran fixet (fixet budget).
2. Anggaran kontinue (continous budget).
C. Kebaikan dan Keburukan Budget
1. Kebaikan.
a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu sudah dapat
diproyeksikan sebelum rencana dilaksanakan, sehingga jika ada alternatifalternatif
yang manajemen bisa memilih alternatif yang paling baik.
b. Budget mengharuskan dibuatnya prestasi atau tolok ukur. Berdasarkan
prestasi inilah kita bisa memilih baik buruknya prestasi tersebut.
3
c. Budget memaksa adanya suatu organisasi yang baik, sehingga setiap
menejer tetap pada tanggungjawab dan wewenang masing-masing, terutama
bila ada penyimpangan dari budget.
2. Keburukan bedget.
a. Budget disusun berdasarkan taksiran, karena itu tidak selamanya tepat.
b. Pelaksanaan budget tidak terjadi secara otomatis, bahwa apa yang
dicantumkan akan terjadi karena budget sama dengan alat. Untuk
mengaktifkan alat tersebut semua pihak harus aktif.
c. Budget tidak akan menghilangkan indra keenam, denga kata lain tidak
menghilangkan peran menejer.
D. Budget For Non Repentitive Activities and Budget For Repentitive Activities
Budget merupakan salah satu alat manajemen dalam mewujudkan tujuan
yang telah direncanakan. Dalam rangka pembuatan budget ada dua metode yaitu
budget yang dibuat berulang-ulang dan budget yang dibuat untuk aktifitas tidak
berulang-ulang. Tahapan budget dapat dilihat sebagai berikut :
TujuanGoal
Maksud (Purpose)
Misi (Mission)
For non repentitive
activities
For repentitive
activities
Single use plans Standing plans
Programs projects
budget
Policies
Sasaran (Objective)
Strategi (Stategic)
4
Keterangan :
1. Goals (tujuan)
Merupakan arah dasar dari seluruh kegiatan organisasi dalam arti arah dasar
kemana organisasi akan menuju.
2. Purpose (maksud)
Maksud dari setiap organisasi ditujukan oleh peranannya yang utama
sebagimana diharapkan oleh masyarakat. Contoh rumah sakit diharapkan
memberikan pemeliharaan kesehatan kepada masyarakat.
3. Misi (mission)
Merupakan arah umum yang khas bagi suatu organisasi tertentu. Atau tujuan
utama yang dipilih dan dinyatakan dalam bentuk non financial.
4. Objective (sasaran)
Merupakan penjabaran dari misi menjadi bagian-bagian yang kongret dan
spesifik, sehingga hasil-hasil yang dicapai dapat diukur dengan mudah.
5. Strategies (strategi)
Membentuk suatu arah yang terpadu dari seluruh sasaran organisasi dan
menjadi petunjuk dalam penggunaan sumber-sumber organisasi yang dipakai
untuk mencapai sasaran.
6. Single use plans
Merupakan rencana sekali pakai yang digunakan untuk melakukan kegiatan
yang tak berulang lagi di masa yang akan darang.
7. Standing plans
Merupakan rencana yang digunakan untuk melakukan kegiatan yang berulangulang.
8. Policies.
Kebijakan yang ditetapkan perusahaan terhadap perencanaan yang ditetapkan
pada kegiatan perusahaan yang dilakukan berulang-ulang.
9. Standart procedur and method.
Merupakan penetapan standart terhadap metode dan prosedur pelaksanaan
kegiatan di masa yang akan datang.
5
10. Rulers
Merupakan pengukuran terhadap kegiatan yang telah dan akan dilakukan di
masa yang akan datang.
E. Budgeting
Yaitu suatu proses kegiatan yang menghasilkan budget tersebut sebagai
hasil kerja (out put), serta proses kegiatan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi
budget, yaitu fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat
pengawasan kerja.
Secara lebih terperinci, proses kegiatan yang tercakup dalam budgeting
tersebut antara lain :
1. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun budget.
2. Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan
taksiran-taksiran dalam rangka penyusunan budget.
3. Menyusun budget serta menyajikannya secara teratur dan sistematis.
4. Pengkoordinasian pelaksanaan budget.
5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja untuk
melakukan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan budget.
6. Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interprestasi
dan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian
terhadap kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kebijaksanaankebijaksanan
sebagai tindak lanjut (follow up) dari kesimpulan tersebut.
6
BAB II
FORECASTING BUDGET
A. Pengertian Forcasting Budget
Yaitu budget yang berisi taksiran-taksiran (forecast) tentang kegiatankegiatan
perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang, serta
berisi taksiran-taksiran forecast tentang keadaan atau posisi financial perusahaan
pada suatu saat yang akan datang.
Forecasting budget terdiri dari dua kelompok budget :
1. Operating budget ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatankegiatan
perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan atang.
2. Financial budget ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan
atau posisi financial perusahaan pada suatu saat yang akan datang.
B. Operating Budget
Pada dasarnya kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu itu
meliputi dua sektor yaitu sektor penghasilan dan biaya :
1. Sektor penghasilan (revenue) ialah pertambahan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan bertambahnya Modal Sendiri, tetapi bukan karena penambahan
setoran modal dari pemiliknya, dan bukan karena penambahan setoran modal
baru dari para pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan aktiva
perusahaan yang disebabkan karena bertambah utang.
Dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan penghasilan dapat
dibedakan menjadi dua sektor :
a. Sub-sektor penghasilan utama (operating revenues).
Ialah penghasilan yang diterima perusahaan, yang berasal dan berhubungan
erat dengan usaha pokok perusahaan.
b. Sub-sektor penghasilan bukan utama (non operating revenues).
Ialah penghasilan yang diterima perusahaan yang tidak berasal dan tidak
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan.
7
2. Sektor biaya (expenses) ialah pengurangan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan
(pengambilan) modal oleh para pemiliknya dan bukan pula merupakan
pengurangan aktiva perusahaan yang disebabkan karena berkurangnya utang.
a. Sub-sektor biaya utama (operating expences) ialah biaya yang menjadi
tanggungan perusahaan dan berhubungan erat dengan usaha pokoknya.
(a) Biaya pabrik yaitu semua biaya yang terjadi serta terdapat di
lingkungan tempat di mana proses produksi berlangsung, meliputi :
* Biaya bahan mentah (direct material)
* Upah tenaga langsung
* Biaya pabrik tak langsung
@ Biaya bahan pembantu
@ Upah tenaga kerja tak langsung
@ Biaya pemeliharaan pabrik
@ Biaya reparasi pabrik
@ Depresiasi mesin
@ Depresiasi gedung pabrik
@ Depresiasi peralatan pabrik
@ biaya listrik pabrik
(b) Biaya administrasi ialah semua biaya yang terjadi dan terdapat di
dalam lingkungan kantor administrasi perusahaan, serta biaya-biaya
lain yang sifanya untuk keperluan perusahaan secara keseluruhan,
meliputi :
* Gaji karyawan kantor
* Biaya pemeliharaan kantor
* Biaya perbaikan kantor
* Depresiasi peralatan kantor
* Depresiasi Gedung kantor
* Biaya listrik kantor
* Biaya telepon kantor
* Biaya asuransi kantor
* Biaya supplies kantor
8
(c) Biaya penjualan ialah semua biaya yang terjadi serta terdapat dalam
lingkungan bagian penjualan, serta biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan bagian penjualan, yang
meliputi :
* Gaji karyawan penjualan
* Biaya pemeliharaan bagian penjualan
* Biaya perbaikan bagian penjualan
* Depresiasi peralatan bagian penjualan
* Depresiasi gedung bagian penjualan
* Biaya listrik bagian penjualan
* Biaya telepon bagian penjualan
* Biaya asuransi bagian penjualan
* Biaya supplies bagian penjualan
* Biaya advertensi
b. Sub-sektor biaya bukan utama (non operating budgeting) ialah biaya yang
menjadi beban tanggungan perusahaan, yang tidak berhubungan erat
dengan usaha pokok perusahaan.
Atas dasar kelengkapan isinya income statement dibedakan menjadi dua bagian
yaitu :
a. Master income statement budget yaitu budget tentang penghasilan dan
biaya perusahaan yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global)
dan kurang dijabarkan dijabarkan secara terperinci. Misalnya taksiran
semesteran, tahunan dan sebagainya.
b. Income statement supporting budget (budget penunjang rugi laba) ialah
budget tentang penghasilan dan biaya perusahaan yang berisi taksiran yang
lebih terperinci, yang meliputi :
(1) Budget penjualan
(2) Budget-budget produksi
(a) Budget yang akan diproduksikan yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang unit yang akan diproduksikan.
9
(b) Budget-budget bahan mentah yang merencanakan secara terperinci
bahan mentah selama periode yang akan datang, terdiri dari :
* Budget unit kebutuhan bahan mentah.
* Budget pembelian bahan mentah.
* Budget biaya bahan mentah.
(c) Budget upah tenaga kerja langsung yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang upah yang dibayarkan kepada para tenaga kerja
langsung selama periode yang akan datang.
(d) Budget biaya pabrik tak langsung yagn merencanakan secara
terperinci tentang beban biaya pabrik tak langsung selama periode
yang akan datang.
(e) Budget biaya administrasi yang merencanakan lebih terperinci
tentang biaya-biaya kantor administrasi selama periode yang akan
datang.
(f) Budget biaya penjualan yang merencanakan secara terperinci
tentang biaya-biaya bagian penjualan serta biaya-biaya yang
berhubungan dengan kegiatan penjualan selama periode yang akan
datang.
(g) Budget penghasilan bukan utama yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang penghasilan-penghasilan di luar usaha utama
perusahaan selama periode yang akan datang.
(h) Budget biaya bukan utama yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang biaya-biaya yang tidak berhubungan dengan usaha
utama perusahan yang akan datang.
C. Financial Budget
Financial budget merencanakan tentang posisi financial perusahan pada
suatu saat tertentu yang akan datang (harta, utang dan modal).
Atas dasar kelengkapan isinya dibedakan menjadi :
a. Master balance sheet budget ialah budget tentang posisi financial perusahaan
pada suatu saat tertentu yang akan datang yang berisi taksiran-taksiran secara
10
garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci. Misalnya
posisi financial akhir semester, akhir tahun dsb.
b. Balance sheet supporting budget, ialah budget tentang aktiva, tentang utang
dan modal sendiri yang berisi taksiran-taksiran yang lebih terperinci, seperti
misalnya terperinci dari waktu kewaktu (bulanan), terperinci menurut sumber
atau asalnya, terperinci menurut penggunaanya dan sebagainya, yang antara
lain :
(1) Budget kas yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas
perusahaan selama periode yang akan datang.
(2) Budget piutang yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah
piutang perusahaan selama periode yang akan datang.
(3) Budget persediaan merencanakan secara terperinci tentang persediaan
barang jadi perusahaan selama periode yang akan datang.
(4) Budget perubahan aktiva tetap (capital addition budget) yang merencakan
secara lebih terperinci tentang perubahan aktiva tetap perusahaan
(misalnya penjualan aktiva tetap lama atau pembelian aktiva tetap yang
baru), serta daftar (schedule) beban depresiasi masing-masing aktiva tetap
perusahaan selama periode yang akan datang.
(5) Budget utang yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah
utang perusahaan selama periode yang akan datang.
(6) Budget modal sendiri (capital stock and retained earning budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang perubahan-perubahan modal
saham dan laba ditahan perusahaan selama periode yang akan datang.
11
BAB III
BUDGET PENJUALAN
A. Pengertian Budget Penjualan
Ialah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan
perusahaan selama periode yagn akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis (kualitas) barang yang dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan
dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah penjaulan).
Budget penjualan merupakan merupakan salah satu dari seluruh rencana
perusahaan di bidang pemasaran (sales planning). Beberapa rencana perusahaan di
bidang pemasaran yaitu :
1. Rencana tentang sasaran atau tujuan pemasaran selama periode yang akan
datang, misalnya mencapai laba maksimal, pengembangan pasar,
mempertahankan market share, memperkenalkan produk baru dll.
2. Rencana tentang organisasi penjualan yang akan dipergunakan selama periode
yang akan datang.
3. Rencana tentang saluran distribusi perusahaan yang akan dipergunakan selama
periode yang akan datang.
4. Rencana tentang biaya distribusi yang akan dipergunakan selama periode yang
akan datang.
5. Rencana tentang media-media promosi yang akan dipergunakan yang akan
dipergunakan selama periode yang akan datang.
6. Rencana tentang biaya promosi yang akan dipergunakan selama periode yang
akan datang.
7. Rencana tentang pengembangan produk yang akan dipergunakan selama
periode yang akan datang dsb.
B. Kegunaan Budget Penjualan
Secara umum mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu sebagai pedoman
kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja yang
membantu mamajemen dalam memimpin jalannya perusahaan.
12
Secara khusus berguna sebagai dasar semua penyusunan semua budgetbudget
dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar bersaing,
budget penjaualan harus disusun lebih awal dari pada budget-budget yang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget penjualan
1 Faktor intern
a. Penjualan bertahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga,
waktu maupum tempat (daerah) penjualannya.
b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan,
seperti pemilihan saluran distribusi, pemilihan media-media promosi, cara
(metode) penetapan harga jual dsb.
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan
perluasannya di wakru yang akan datang.
d. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun
ketrampilan dan keahliannya (kualitatif), serta kemungkinan
penambahannya diwaktu yang akan datang.
e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta penambahannya diwaktu yang
akan datang.
f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan serta kemingkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
Catatan : semua faktor tersebut di atas controtable (dapat diatur dan diawasi)
2 Faktor-faktor ekstern yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar
perusahaan, tetapi di sana mempunyai pengaruh terhadap budget penjualan
perusahaan, yang meliputi :
a. Keadaan persaingan di pasar
b. Tingkat pertumbuhan penduduk
c. Tingkat penghasilan masyarakat
d. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang diproduksi uleh
perusahaan.
e. Agama, adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
13
f. Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi, sosial,
budaya maupun keamanan.
g. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
h. Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan
kemungkinan perubahannya dsb.
Anggaran penjualan disusun dengan menggunakan berbagai pendekatan
(approach), masing-masing cara mempunyai konsekuensi yang berbeda-beda
sehingga perlu dipertimbangkan beberapa faktor :
1 Karakteristik pasar yang dihadapi perusahaan
a. Luas pasar
(1) Bersifat lokal
(2) Bersifat regional
(3) Bersifat nasional
b. Keadaan persaingan
(1) Bersifat monopoli
(2) Bersifat persaingan bebas
(3) Bersifat persaingan monopolistis
c. Kemampuan pasar untuk menyerap pasar
d. Keadaan/sifat konsumen, apakh konsumennya merupakan
(1) Konsumen akhir
(2) Konsumen industri
2 Kemampuan financial
a. Kemampuan pasar membiayai penelitian pasar yang dilakukan
b. Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk mencapai target penjualan
(modal kerja)
c. Kemampuan membiayai beban mentah untuk dapat memenuhi target
penjualan.
3 Keadaan personalia
a. Apakah jumlah tenaga kerja yang tersedia cukup, kurang atau berlebihan.
b. Apakah tenaga yang tersedia mampu untuk melakukan tugas-tugasnya agar
target yang ditentukan tercapai.
14
4. Dimensi waktu.
Hal ini perlu diperhatikan sebab apabila membuat rencana terlalu awal,
kemungkinan akan terjadi perubahan keadaan, juga perlu dipertimbangkan sampai
seberapa lama rencana yang disusun tersebut masih reliable.
C. Politik Harga Dalam Anggaran Penjualan
Masalah penetapan harga jual per unit produk adalah masalah yang utama
dalam menyusun anggaran penjualan. Terdapat saling ketergantungan antara
kuantitas yang diharapkan dengan tingkat harga yang direncanakan. Ada dua dasar
yang berhubungan dengan masalah penentuan harga ini, dalam hubungannyan
dengan volume penjualan yakni :
1. Estimasi terhadap kurva permintaan, yakni bahwa perubahan tingkat harga
akan mengakibatkan perubahan tingkat permintaan.
2. Kurva permintaan per unit, yakni makin tinggi volume produksi maka makin
besar biaya yang ditanggung .
Kadang-kadang terjadi kesulitan bagi menejer untuk mengambil keputusan
seandainya ia di haruskan memilih salah satu dari dua kebijakan :
1. Menaikkan tingkat harga per unit produk tetapi volume penjualan dalam unit
menurun.
2. Atau menurunkan tingkat harga per unit produk tetapi volume penjualan akan
meningkat.
Contoh : Sebuah perusahaan semua mengharapkan dapat menjual 5.000 unit
produknya dengan harga Rp. 2,00 per unit. Biaya-biaya yang ditanggung adalah
Rp. 3.000,00 yang bersifat biaya tetap dan Rp. 4.000,00 biaya variabel. Tetapi
akhir-akhir ini diperkirakan bahwa target tersebut tidak dapat dicapai lagi.
Manajemen mempunyai 3 alternatif, yaitu :
a. Mempertahankan seperti yang direncanakan.
b. Menaikkan harga 10 %, turunnya volume dengan 10 %.
c. Menaikkan volume 10 % dengan menurunkan harga dengan 10 %.
15
Jawab :
Keterangan
Mempertahankan
rencana
Kenaikkan
harga
10 %
Kenaikkan
volume
10 %
Unit 5.000 4.500 5.500
Harga per unit Rp. 2,00 Rp.2,20 Rp. 1,80
Penjualan Rp. 10.000,00 Rp. 9.900,00 Rp. 9.900,00
Biaya-biaya
- Biaya tetap Rp. 3.000,00 Rp. 3.000,00 Rp. 3.000,00
- Biaya variabel Rp. 4.000,00 Rp. 3.600,00 Rp. 4.400,00
Total biaya Rp. 7.000,00 Rp. 6.600,00 Rp. 7.400,00
laba Rp. 3.000,00 Rp. 3.300,00 Rp. 2.500,00
D. Langkah-langkah Dalam Menyusun Rencana Penjualan
1. Penentuan dasar-dasar anggaran
a. Penentuan relevant variabel yang mempengaruhi penjualan.
b. Penentuan tujuan umun dan khusus yang diinginkan
c. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai.
2. Penyusunan rencana penjualan
a. Analisa ekonomi dengan mengadakan proyeksi terhadap aspek makro.
(1) Moneter
(2) Kependudukan
(3) Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi
(4) Teknologi
b. Melakukan analisa industri
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat
menyerap produk sejenis yang dihasilkan oleh industri.
c. Melakukan Analisa prestasi penjualan tahun lalu.
Dengan kata lain untuk mengetahui market share yang dimiliki
perusahaan dimasa lampau.
16
d. Analisa penentuan prestasi penjualan yang akan datang.
Analisa ini untuk mengetahui kemampuan perusahaan mencapai target
penjualan di masa yang akan datang.
(1) Bahan mentah
(2) Tenaga kerja
(3) Kapasitas produksi
(4) Keadaan permodalan
e. Menyusun forecast penjualan yaitu meramalkan jumlah penjualan yang
diharapkan dengan anggapan segala sesuatu berjalan seperti masa yang
lalu.
f. Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan (budgeted sales).
g. Menghitung rugi laba yang mungkin diperoleh (budgeted profit)
h. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak
lain yang berkepentingan
E. Cara-cara Melakukan Penaksiran
1. Yang bersifat kualitatif
Ialah cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat seseorang, yang
meliputi:
a. Pendapat pimpinan bagian pemasaran
b. Pendapat para petugas penjualan
c. Pendapat lembaga penyalur
d. Pendapat konsumen
e. Pendapat para ahli yang dianggap memadai
2. Yang bersifat kuantitatif
Ialah cara penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan
angka dengan menggunakan berbagai metode statistika. Tetapi metode ini
mempunyai kelemahan yaitu adanya hal-hal yang tidak bisa diukur secara
kuantitatif seperti selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendisikan
dan cara berfikir masyarakat, struktur masyarakat dsb. Cara ini meliputi :
17
a. Metode yang mendasarkan diri pada data histories yang cariabel saja, yaitu
variable yang ditaksir itu sendiri, msalnya :
(1) Metode trend bebas (free trend method).
(2) Metode trend setengah rata-rata (semi averagemethod).
(3) Metode trend moment (moment method).
(4) Metode trend least square (least square method)
b. Cara yang mendasarkan diri pada variable yang ditaksir (dependent
variable) dan dengan variable lain (independent variable), mesalnya :
(1) Metode regresi tunggal, di mana penaksiran hanya menggunkan satu
variable yang dipengaruhi satu variable bebas.
(2) Metode regresi berganda (multiple regression) di mana penaksirannya
menggunakan satu variabel yang dipengaruhi lebih dari satu variabel.
c. Cara penaksiran yang menggunakan metode-metode statistika (trend
maupun regresi) yang diterapkan pada analisa khusus, misalnya :
(1) Analisa industri atau analisa market share
(2) Analisa jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan (product
line).
(3) Analisa pemakai akhir dari produk (end used analysis).
18
(1) Metode Trend Bebas
Contoh : Perusahaan “ Nusa Indah” mempunyai data tentang jumlah penjualan
barang hasil produksinya dari bulan-kebulan selama tahun
1984:
Bulan Unit Penjualan
Januari 1.850
Februari 1.800
Maret 1.900
April 2.000
M e I 1.950
J u n I 2.020
J u l i 1.980
Agustus 1.960
September 2.000
Oktober 2.200
November 2.240
Desember 2.220
Jumlah 24.120
Perusahaan Nusa Indah
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
Januari
Februari
Maret
April
M e I
J u n I
J u l i
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Unit Penjualan
19
(2) Metode Setengah Rata-rata
Contoh perusahaan ROMANSA selama beberapa tahun terkhir, dapatlah
dilakukan penaksiran jumlah unit yang diharapkan selama beberapa tahun
mendatang.
unit Jumah rata-rata
Y kelompok kelompok
1973 1850
1974 1800
1975 1900
11520 1920
1976 2000
1977 1950
1978 2020
1979 1980
1980 1960
1981 2000
12600 2100
1982 2200
1983 2240
1984 2220
Tahun
Fungsi garis lurus Y’ = a + bx dapat diketahui dengan rumus :
a = rata-rata kelompok satu (K1)
b = rata-rata K2 - rata-rata K1
n
n = jarak waktu antara rata-rata K2 dengan rata-rata K1
Dengan demikian
b = (2.100 – 1.920)
6
b = 30
Misalnya pertengahan tahun 1973 berarti minus 2,5 tahun
Y’ = 1920 + 30 (n)
Y’ = 1920 + 30.2.5 =1845
20
Dengan cara yang sama dapatlah diketahui nilai trend dari tahun 1873 sampai
dengan tahun 1984 adalah sebagai berikut :
Tahun Unit
1973 1,845
1974 1,875
1975 1,905
1976 1,935
1977 1,965
1978 1,995
1979 2,025
1980 2,055
1981 2,085
1982 2,115
1983 2,145
1984 2,175
Dengan demikian taksiran penjualan untuk lima tahun mendatang adalah sebesar :
Tahun Unit
1985 2025
1986 2235
1987 2265
1988 2295
1989 3025
21
(3) Metode Trend Moment
Contoh : Perusahaan ABADI dapatlah diadakan penaksiran harga jual produk
tersebut selama bebarapa tahun mendatang sebagai berikut :
harga
Y
1976 4,660 0 0 0
1977 4,680 1 4,680 1
1978 4,690 2 9,380 4
1979 4,710 3 14,130 9
1980 4,740 4 18,960 16
1981 4,750 5 23,750 25
1982 4,760 6 28,560 36
1983 4,780 7 33,460 49
1984 4,800 8 38,400 64
Jumlah 42,570 36 171,320 204
Tahun X XY X2
Dengan rumus :
Y’ = a + bx
ΣY’ = n.a + b. Σx
Σxy = a. Σx + b. ΣX2
42.570 = 9a + 36b x 4 170.280 = 36 a + 144 b
170.760 = 36a + 204b x 1 171.320 = 36 a + 204 b
60 b = 1.080
b = 17,33
b = 17
42.570 = 9 a + 36 b
42.570 = 9 a + 36 . 17
9 a = 42.410 - 612
41.958
a =
9
= 4.662
Jadi fungsi garis lurus adalah
Y = 4.662 + 17 X
22
harga
Y
1976 4.662
1977 4.679
1978 4.696
1979 4.713
1980 4.730
1981 4.747
1982 4.764
1983 4.781
1984 4.798
Tahun
Dengan demikian taksiran penjualan untuk lima tahun mendatang adalah sebesar :
Tahun Unit
1985 4.815
1986 4.832
1987 4.849
1988 4.866
1989 4.883
(4) Metode Trend Least Square
Merupakan penyederhanaan dari metode Trend moment yaitu dengan rumus :
ΣY = n.a + b. Σx
Σxy = a. Σx + b. Σx2
Metode ini mengusahakan jumlah x sama dengan 0, sehingga rumus itu akan
menjadi :
ΣY
ΣY = n.a atau a =
n
Σxy = b. Σx2
Dengan demikian rumus yang dipergunakan dalam metode ini
Y’ = a + bx
23
Σ Y
a =
n
Σxy
b =
x2
Contoh :
Perusahaan Abadi tersebut dikerjakan dengan menggunakan metode Trend least
square terlihat sebagai berikut :
harga
Y
1976 4.660 -4 -18.640 16
1977 4.680 -3 -14.040 9
1978 4.690 -2 -9.380 4
1979 4.710 -1 -4.710 1
1980 4.740 0 0 0
1981 4.750 1 4.750 1
1982 4.760 2 9.520 4
1983 4.780 3 14.340 9
1984 4.800 4 19.200 16
Jumlah 42.570 0 1.040 60
Tahun X XY X2
Dari table itu dapat dimaukkan dalam rumus :
Y’ = a + bx
42.570
a = = 4.730
9
1.040
b = = 17
60
jadi rumus garis lurus yang dicari adalah :
Y’ = 4.730 + 17 x
24
harga
Y
1976 4.662
1977 4.679
1978 4.696
1979 4.713
1980 4.730
1981 4.747
1982 4.764
1983 4.781
1984 4.798
Jumlah 42.570
Tahun
Dengan demikian taksiran penjualan untuk lima tahun mendatang adalah sebesar :
Tahun Unit
1985 4.815
1986 4.832
1987 4.849
1988 4.866
1989 4.883
25
(5) Metode Kuadratik
Y’ = a + bx + cx2
(1) ΣY = n.a + cΣx2
(II) Σxy = b. Σx2
(III) Σx2y = a. Σx2 + cΣx44
harga
Y
1976 2.000 -4 -8.000 32.000 16 256
1977 10.000 -3 -30.000 90.000 9 81
1978 14.000 -2 -28.000 56.000 4 16
1979 16.000 -1 -16.000 16.000 1 1
1980 20.000 0 0 0 0 0
1981 22.000 1 22.000 22.000 1 1
1982 24.000 2 48.000 96.000 4 16
1983 20.000 3 60.000 180.000 9 81
1984 18.000 4 72.000 288.000 16 256
Jumlah 146.000 0 120.000 780.000 60 708
Tahun X XY X2Y X2 X4
Dengan menerapkan rumus tersebut pada data yang tersedia, maka dapat
dihitung sebagai berikut :
(I) ΣY = n.a + cΣx2
(III) Σx2y = a. Σx2 + cΣx44
146.000 = 9 a + 60 c x 20
780.000 = 60 a + 780 c x 3
(I)
2.920.000 = 180 a + 1.200 c
2.310.000 = 180 a + 2.124 c
580.000 = - 924 c
c = - 627,7
26
(II)
146.000 = 9.a + 60. – 627,7
146.000 = 9 a - 37.662
9a = 183.662
a = 20.406,9
(III)
Σxy = b. Σx2
120.000 = 60 b
b = 2.000
Dengan demikian persamaan fungsi parabola yang dicari yaitu :
Y’ = 20.406,7 + 2.000 - 627,7
Dari persamaan parabola tersebut dapat diketahui trend dari tahun 1976 sampai
tahun 1984 sebagai berikut :
harga
Y
1976 233,7
1977 8.757,6
1978 13.896,1
1979 17.779,2
1980 20.406,9
1981 21.779,2
1982 21.896,1
1983 20.757,6
1984 18.363,7
Tahun
Sedangkan nilai taksiran (forecast) penjualan selama tiga tahun mendatang
dapat pula dilihat sebagai berikut :
Tahun Unit
1985 47.714,4
1986 9.809,7
1987 3.649,6
27
(6) Metode Regensi Tunggal
Merupakan metode untuk mengadakan penaksiran (forcasting) yang tidak
hanya mendasarkan diri pada histories dari satu variabel saja.
Y’ = a + bx
(I) ΣY = n.a + bΣx
(II) Σxy = aΣx + bΣX2
Contoh :
harga
Y
1980 240 140 33.600 19.600 57.600
1981 240 160 38.400 25.600 57.600
1982 300 250 75.000 62.500 90.000
1983 420 300 126.000 90.000 176.400
1984 300 350 105.000 122.500 90.000
Jumlah 1.500 1.200 378.000 320.200 471.600
Tahun X XY X2 Y2
ΣY = n.a + bΣx
Σxy = aΣx + bΣX2
1.500 = 5 a + 1.200 b x 240
378.000 = 1.200 a + 320.500 b x 1
(I)
360.000 = 1.200 a + 288.000 b
378.000 = 1.200 a + 320.500 b
-18.000 = - 32.500 b
b = 0,55
(II)
1.500 = 5 a + 1.200 b
1.500 = 5 a + 1.200 . 0,55 b
1.500 = 5 a + 660
b = 168
28
Dengan demikian dapatlah diketahui fungsi regresi yang dicari yaitu :
Y’ = 168 + 0,55 X
Dengan memasukkan nilai x ke dalam fungsi regresi akan diperoleh nilai
regresi pada tahun 1980 yaitu :
Y’ 1980 = 168 + 0.55 (140)
Y’ 1980 = 168 + 77
Y’ 1980 = 245
Dengan cara yang sama dapat diketahui nilai regresi sejak tahun 1980 sampai
tahun 1984 sebagai berikut :
ribuan
kaleng
1980 245,0
1981 256,0
1982 305,5
1983 333,0
1984 360,5
Jumlah 1.500,0
Tahun
Untuk meyakinkan bahwa variabel lain tersebut memang benar-benar
mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap variabel yang ditaksir, dapatlah
digunakan ukuran yang sering disebut koefisien korelasi.
Koefisien korelasi adalah angka yang menunjukkan tinggi rendahnya tingakat
ke-eratan (keakraban) hubungan antara suatu variabel satu dengan variabel lain
yang diperkirakan mempengaruhinya. Rumus koefisien korelasi adalah sebagai
berikut :
n Σxy - Σx . Σy
r =
Ö n Σx2 - (Σx2) x Ö n ΣY2 - (ΣY) 2
Hasil perhitungan akan memberikan 3alternatif dari nilai r tersebut, yritu :
a. Apabila r mendekati +1, berarti variabel X mempunyai pengeruh kuat dan
positif terhadap perkembangan variabel Y.
Varabel X bertambah ---- Variabel Y bertambah pula, begitu sebaliknya
29
b. Apabila r mendekati –1 , berarti Variabel Y mempunyai pengaruh kuat dan
negatif terhadap perkembangan variabel Y.
c. Apabila nila r mendekati angka nol, berarti variabel X kurang berpengaruh
terhadap perkembangan variabel Y. Ini berarti bahwa bertambah atau
berkurangnya Y tidak tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan variabel X.
(5x378.000) - (1.200 x 1.500)
r =
Ö (5 x 320.500) – (1.200)2 x Ö (5 x 471.600) - (1.500) 2
90.000
r =
Ö 162.000 x Ö 108.000
r = 0,6795
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai r adalah sebesar
0,6795. Ini berarti bahwa jumlah bayi yang lahir mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap penjualan produk susu kaleng untuk makanan bayi.
(7) Metode Statistik Dengan Analisa Khusus
Forecasting bisa dilakukan dengan analisa-analisa khusus, agar hasil
penaksirannya lebih akurat. Dengan demikian perusahaan akan menerapkan
metode-metode statistik (trend atau regresi0 bagi analisa-analisa khusus tersebut.
Analisa khusus yang dimaksud adalah :
a. Analisa Industri
Analisa ini dilakukan terutama untuk mengetahui posisi perusahaan
terhadap keadaan industri secara keseluruhan. Dengan analisa tersebut akan dapat
diketahui seberapa peranan perusahaan terhadap permintaan industri.
Perbandingan antar penjualan perusahaan dengan penjualan (permintaan)
industri semacam ini sering disebut “ Marker Share “. Dengan perbandingan ini
variabel data historis perkembangan penjualan perusahaan merupakan variabel
30
yang dipengaruhi (dependent), sedangkan data penjualan industri merupakan
variabel yang mempengaruhinya (independent).
b. Analisa Jenis Produk.
Analisa jenis produk (product-line) ini diperlukan oleh perusahaan yang
memproduksi lebih dari satu jenis barang. Oleh karena itu masing-masing jenis
produk yang dihasilkan mempunyai perbedaan pasar (segmen pasar), mempunyai
perbedaan sifat dan pola perkembangannya, serta mempunyai perbedaan variabelvariabel
yang mempengaruhinya. Dengan demikian penerapan forecast metode
statistik bagi jenis produk yang satu, mungkin berbeda dengan jenis produk yang
lain.
c. Analisa Pemakai Akhir Produk.
Perusahaan-perusahaan akan menghasilkan produk yang berbeda, baik
barang konsumsi maupun barang-barang industri. Produk barang konsumsi
langsung dikonsumsi oleh konsumen, sedangkan produk barang industri masih
harus diproses lagi oleh perusahaan lain untuk dipergunakan oleh pemakai barang
akhir. Misalnya penjualan tembakau sangat dipengaruhi oleh perkembangan
penjualan perusahaan rokok, perkembangan penjualan tinta sangat dipengaruhi
oleh perkembangan penjualan percetakan dsb.
Dengan demikian berbagai metode statistik dapat diterapkan dalam rangka
mengadakan analisa terhadap mengadakan analisa terhadap pemakai pemakai akhir
tersebut (end-used analysis).
31
CONTOH ANGGARAN PENJUALAN
Perusahaan rokok PT. GUDANG GARAM akan menyusun budget
penjualan di tahun 2002. Adapun penjualan tersebut meliputi daerah Jawa Tengah,
Jawa Timur, Jawa Barat/DKI, Sumatra Utara, Kaalimantan Barat, Sulawesi Utara
dan Bali. Sebelum menyusun budget, rata-rata tentang penjualan dalam bal di tahun
1996, 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001 adalah sebagai berikut :
Tahun Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV Jumlah
1996 80.642 91.469 105.220 153.874 431.205
1997 94.655 107.546 138.451 119.870 460.522
1998 102.004 126.514 131.260 132.693 492.471
1999 99.647 136.244 151.472 114.099 501.462
2000 100.538 112.364 145.653 172.049 530.604
2001 114.635 128.344 141.602 164.131 548.712
Sampai pada tahun 2001 perusahaan hanya memproduksi rokok Gudang Garam
International, Gudang Garam Surya dan Gudang Garam Merah. Menurut perkiraan
perbandingan masing-masing jenis rokok yang akan diproduksi tahun 2002 adalah :
Jenis Rokok Persentase
Gudang Garam International 65%
Gudang Garam Surya 22%
Gudang Garam Merah 13%
Sedangkan distribusi masing-masing jenis rokok ke tiap-tiap daerah adalah :
Daerah/Jenis Rokok GG International GG Surya GG Merah
Jawa Tengah 25% 30% 42%
Jawa Timur 22% 19% 18%
Jawa Barat 10% 18% 7%
Sumatra Utara 15% 10% 8%
Kalimantan Barat 15% 6% 10%
Sulawesi Utara 8% 11% 13%
Bali 5% 6% 2%
100% 100% 100%
Dari beberapa keterangan tersebut di atas, susunlah proyeksi penjualan dengan
menggunakan metode trend moment tahun 2002 yang dilengkapi :
a. Anggaran penjualan tiap-tiap kuartal.
b. Anggaran penjualan masing-masing daerah.
Sedangkan harga per bal untuk masing-masing jenis adalah sebagai berikut :
Jenis Rokok Harga
Gudang Garam International Rp800.000
Gudang Garam Surya Rp1.150.000
Gudang Garam Merah Rp680.000
32
33
34
BAB IV
ANGGARAN PRODUKSI
A. Pengertian Budget Produksi
Ialah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah
unit barang yang akan diproduksikan oleh perusahaan selama periode yang akan
datang, yagn di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas), jumlah
(kuantitas) dan waktu (kapan) produksi tersebut dilakukan.
Beberapa rencana perusahaan di bidang produksi antara lain :
1. Rencana urutan proses produksi dari bahan mentah sampai bahan jadi.
2. Rencana penempatan mesin dan peralatan (lay-out) pabrik.
3. Rencana waktu produksi.
4. Rencana pengembangan produk di masa yang akan datang.
5. Rencana biaya-biaya perusahaan dsb.
B. Tujuan Penyusunan Budget Produksi.
Ada beberapa tujuan penyusunan budget produksi, yaitu :
1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai
dengan yang telah direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai. Artinya tingkat persediaan yang
tidak terlalu besar dan tidak terlelu kecil.
3. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi barang
yang dihasilkan akan seminimal mungkin.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget produksi.
Dalam menentukan jangka waktu produksi dan jumlah barang yang
dihasilkan harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Rencana penjualan
Semakin besar jumlah produk yang akan dijual, semakin besar pula jumlah
barang yang akan diproduksikan. Sebaliknya, semakin kecil kecil jumlah
barang yang dijual semakin sedikit pula barang yang akan diproduksi.
35
2. Mesin dan Peralatan pabrik.
Program-program produksi harus dikaitkan dengan kapasitas mesin dan
peralatan yagn dimiliki perusahaan.
3. Fasilitas pergudangan.
Membutuhkan sistem penyimpanan secara khusus karena sifat-sifatnya yang
khusus pula. Produksi yang melebihi kemampuan gudang akan mengakibatkan
resiko dan menimbulkan biaya.
4. Tenaga kerja
Perusahaan harus memperhatikan jumlah (kuantitas) dan keahlian (kuantitas)
tenaga kerja yang dimiliki serta perkembangan (perluasan) di masa yagn akan
datang.
5. Bahan mentah
Stabilitas bahan mentah bila bahan mentah tidak selalu tesedia di pasar dapat
membahayakan kelancaran proses produksi.
6. Modal yang digunakan.
Besar kecilnya modal kerja mempengaruhi besar kecil volume produksi dan
kebijakan persediaan. Dengan kata lain kebijaksanaan produksi harus
diseimbangkan dengan kemampuan financial.
7. Kebijakan yang di anut perusahaan.
Kebijakan perusahan ini menyangkut penetapan persediaan barang jadi maupun
kebijakan menentukan pola produksi
Kebijakan perusahaan yang menyangkut penetapan persediaan barang jadi bisa
dilihat sebagai berikut :
a. Total penjualan dari waktu-waktu mengalami turun naik (fluktuasi). Untuk
menghadapi penjualan yang meningkat diperlukan persediaan barang jadi
yang besar, sebaliknya bila penjualan di masa yang akan datang menurun
diperlukan persediaan barang jadi yang kecil.
b. Bila fasilitas penyimpanan kecil ditetapkan jumlah persediaan barang jadi
kecil, sedangkan bila tempat penyimpanan cukup besar akan memberikan
kemungkinan penetapan persediaan barang jadi yang besar.
36
c. Resiko kerusakan selama barang dalam penyimpanan seperti : rusak
kualitas turun, ketinggalan jaman dan volumenya menyusut. Bila resiko
tersebut besar maka penetapan penyimpanan barang jadi kecil, sebaliknya
bila resiko kecil akan memberikan kemungkinan penetapan persediaan
barang jadi yang besar.
d. Bila biaya penyimpanan besar perusahaan cenderung menetapkan
persediaan barang jadi kecil, sedangkan bila resikonya kecil perusahaan
akan menetapkan persediaan barang jadi dalam jumlah yang besar.
e. Bila perputaran persediaan barang jadi (inventory turn over) cukup tinggi,
akan mendorong penetapan persediaan barang jadi yang kecil, sedangkan
bila inventory turn over kecil akan mendorong penetapan persediaan barang
jadi yang besar.
f. Bila waktu untuk memproses bahan mentah sampai barang jadi memakan
waktu yang lama, maka perusahaan akan menetapkan persediaan barang
jadi yang besar. Sebaliknya, bila pemrosesannya memakan waktu yang
tidak begitu lama memberikan kemungkinan penetapan persediaan barang
jadi yang kecil.
g. Bila modal yang dimiliki perusahaan terbatas akan cenderung menetapkan
persediaan barang jadi yang kecil, tetapi bilamana modalnya cukup akan
memnberikan kemungkinan perusahaan menetapkan persediaan barang jadi
yang besar.
Jumlah barang yang direncanakan untuk dijual (tercantum dalam anggaran
penjualan) yang dihubungkan dengan kebijaksanaan tingkat produksi dan
tingkat persediaan, akan mengahasilkan barang bersasarkan waktu dan jenis
barangnya. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat kebijaksanaan tertentu
tentang tingkat produksi dan tingkat persediaan barang. Masing-masing
kebijaksanaan mengakibatkan adanya cara pendekatan yang berbeda dalam
penyusunan anggaran produksi :
a. Kebijaksanaan yang mengutamakan stabilitas tingkat produksi, dengan
tingkat persediaan yang dibiarkan mengambang (pola produksi stabil).
37
Dengan pendekatan ini terlebih dahulu ditentukan jumlah yang dibutuhkan
selama setahun kemudian diperkirakan kebutuhan persediaan per bulan
(1/12). Akhirnya tingkat persediaan disesuaikan untuk menjaga agar tingkat
produksi tetap stabil.
b. Kebutuhan yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan barang
dengan tingkat produksi yang dibiarkan mengambang.
Dengan pendekatan ini terlebih dahulu ditentukan tingkat persediaan awal
tahun dan tingkat persediaan akhir tahun. Bila keduanya tidak sama tingkat
persediaan bulanan disesuaikan secara bertahap kearah tingkat persediaan
yang diinginkan.
c. Kebijaksanaan yang merupakan kombinasi dari keduanya, di mana tingkat
produksi maupun tingkat persediaan sama-sama berubah dalam batas-batas
tertentu.
Dari ketiga pola produksi yang dikemukakan diatas akan memberikan
kemungkinan perubahan pemakaian mapun masalah pada :
a. Tenaga kerja.
b. Produktifitas.
c. Kapsitas mesin.
d. Perolehan bahan mentah.
CONTOH ANGGARAN PRODUKSI
Bila dari contoh soal di atas diketahui :
Persediaan awal tahun 2001 6.028 bal
Persediaan akhir tahun 2001 5.340 bal
Volume penjualan 2001 548.712 bal
Volume penjualan (budget 2002) 574.841 bal
Ditanya :
Berapakah persediaan akhir tahun 2002 (bila inventory turn over dianggap
sama dengan tahun 2001?
Susunlah anggaran produksi tahun 2002 ?
Susunlah anggaran produksi tiap-tiap jenis rokok ?
Susunlah anggaran produksi tiap kuartal tahun 2002 ?
38
Jawab:
6.028 + 5.340
Tingkat persediaan rata-rata = = 5.684 bal
(tahun 2001) 2
548.712
Inventory turn over tahun 2001 = x 1 kali = 97 kali
5.684
574. 841
Tingkat persediaan rata-rata = = 5.926 bal
(tahun 2002) 97
5.340 + X
Persediaan akhir tahun 2002 = = 5.926 bal
2
X = 11.852 – 5.340
= 6.512 bal
PT. Gudang Garam
Anggaran Produksi Tahun 2002
Keterangan Jumlah (Rp)
Penjualan 574.841
Persediaan akhir 6.512
Barang tersedia untuk dijual 581.353
persediaan awal 5.340
produksi 576.013
PT. Gudang Garam
Anggaran produksi jenis-jenis rokok
2002
G. G International G. G Surya G. G Merah Jumlah
Bal Bal Bal Bal
Penjualan 373,647 126,465 74,729 574,841
Persediaan akhir 4,232 1,433 847 6,512
Barang tersedia untuk dijual 377,879 127,898 74,576 581,353
persediaan awal 3,471 1,175 694 5,340
produksi 374,408 126,733 73,882 576,013
Keterangan
39
PT. Gudang Garam
Anggaran Produksi Tiap-Tiap Kuartal
2002
Penjualan Prs. akhir Brg. Ters.dijual Prs awal Produksi
Bal Bal Bal Bal Bal
GG International
Kuartal I 74.729 3.624 78.353 3.471 74.882
Kuartal II 89.675 3.087 93.482 3.624 89.858
Kuartal III 100.885 4.012 104.897 3.807 101.090
Kuartal IV 108.358 4.232 112.590 4.012 108.578
GG Surya
Kuartal I 25.293 1227 26.520 1175 25.345
Kuartal II 30352 1288 31.640 1227 30.413
Kuartal III 34145 1358 35.503 1288 34.215
Kuartal IV 36675 1433 38.108 1358 36.750
GG Merah
Kuartal I 14946 724 15.670 694 14.976
Kuartal II 17935 761 18.696 724 17.972
Kuartal III 20177 802 20.979 761 20.218
Kuartal IV 21671 847 22.518 802 21.716
Keterangan
40
BAB V
BUDGET BIAYA BAHAN MENTAH
A. Pengertian Budget Bahan Mentah
Ialah semua budget yang berhubungan dan merencanakan secara lebih
terperinci tentang penggunaan bahan mentah untuk proses produksi selama
periode yang akan datang.
Tujan penyusunan anggaran bahan mentah meliputi :
1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah.
2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan mentah yang diperlukan.
3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelian bahan mentah.
4. Sebagai dasar untuk menyusun product costing, yakni memperkirakan
komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan mentah dalam
proses produksi.
5. Sebagai dasar melaksanakan pengawasan bahan mentah.
B. Budget Unit Kebutuhan Bahan Mentah
Merupakan budget yang merencanakan lebih terperinci tentang jumlah unit
bahan mentah yang dibutuhkan untuk periode yang akan datang.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun unit kebutuhan bahan mentah
meliputi :
1. Jenis barang yang dihasilkan.
2. Jenis bahan mentah yang digunakan.
3. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.
4. Standar penggunaan bahan mentah.
5. Waktu penggunaan bahan mentah.
C. Budget Pembelian Bahan Mentah
Adalah budget yang merencanakan lebih terperinci tentang pembelian bahan
mentah yang dibutuhkan untuk periode yang akan datang.
41
Untuk merencanakan pemesanan pembelian bahan mentah perlu
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Lead Time yaitu waktu yang diperlukan dalam pemesanan bahan mentah
sampai datangnya bahan mentah dan siap digunakan untuk produksi.
2. Extra-carrying cost yaitu biaya-biaya yang terpaksa harus dikeluarkan
karena bahan mentah datang terlalu awal.
3. Stock out cost yaitu biaya-biaya yang harus dikeluarkan karena
keterlambatan datangnya bahan mentah..
Kegunaan budget pembeliaan bahan mentah adalah untuk menyusun budget
utang dan budget kas.
D. Budget Persediaan Bahan Mentah
Dalam budget persediaan bahan mentah perlu dirinci hal-hal sebagai berikut :
1. Jenis bahan mentah yang digunakan.
2. Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang tersisa sebagai persediaan.
3. Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah.
4. Nilai bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam menetukan pemakaian bahan
mentah yaitu :
1. Metode identifikasi khusus.
2. Metode FIFO.
3. Metode LIFO.
4. Metode rata-rata sederhana.
5. Metode rata-rata tertimbang.
6. Metode rata-rata bergerak.
7. Metode persedian besi.
42
E. Budget Biaya Bahan Mentah
Yaitu budget yang merencanakan lebih terperinci tentang besarnya biaya bahan
mentah yang dibutuhkan untuk periode yang akan datang. Besarnya bahan
mentah yang harus tersedia untuk kelancaran produksi tergantung beberapa
faktor :
1. Volume produksi selama satu periode tertentu.
2. Safety stock.
3. Besarnya pembelian ekonomis.
4. Estimasi naik turunya bahan mentah pada waktu-waktu mendatang.
5. Biaya-biaya pemeliharaan dan penyimpanan bahan mentah.
6. Tingkat kecepatan bahan mentah menjadi rusak.
CONTOH ANGGARAN BAHAN MENTAH
Bila diketahui :
1. Satu bungkus rokok Gudang Garam International berisi 12 batang.
2. Satu bungkus rokok Gudang Garam Surya berisi 16 batang.
3. Satu bungkus rokok Gudang Garam Merah berisi 10 batang.
4. Rata-rata pemakaian tembakau per batang ketiga jenis rokok tersebut 5
gram.
5. Harga per gram tembakau Rp. 30,00
6. Persediaan awal tembakau 15.000.000 gram.
7. Persediaan akhir 1% dari kebutuhan produksi.
Hitunglah :
1. Anggaran kebutuhan bahan mentah.
2. Anggaran pembelian bahan mentah.
3. Anggaran biaya bahan mentah.
43
PT. Gudang Garam
Penjabaran Per Bal Dalam Batang Rokok
2002
Keterangan Bal Press Bungkus Batang
1 Bal = 10 press 1 Press = 20 bungkus
Gudang Garam International 1 10 200 2.400
Gudang Garam Surya 1 10 200 3.600
Gudang Garam Merah 1 10 200 2.000
PT. Gudang Garam
Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Kuartal I s.d. Kuartl IV
2002
Keterangan Bal Batang Gram
GG International
Kuartal I 74.882 179.716.800 898.584.000
Kuartal II 89.858 215.659.200 1.078.296.000
Kuartal III 101.090 242.616.000 1.213.080.000
Kuartal IV 108.578 260.587.200 1.302.936.000
GG Surya
Kuartal I 25.345 81.104.000 405.520.000
Kuartal II 30.413 97.321.600 486.608.000
Kuartal III 34.215 109.488.000 547.440.000
Kuartal IV 36.750 117.600.000 588.000.000
GG Merah
Kuartal I 14.976 29.952.000 149.760.000
Kuartal II 17.972 35.944.000 179.720.000
Kuartal III 20.218 40.436.000 202.180.000
Kuartal IV 21.716 43.432.000 217.160.000
PT. Gudang Garam
Anggaran Pembelian Bahan Mentah
2002
K e b utuha n P e rse d ia a n Jum la h P e rse d ia a n
p ro d uk si a khir ke b utuha n aw a l
G ram G ram G ram G ram G ram R up ia h
K ua rta l I 1 ,4 5 3 ,8 6 4 ,0 0 0 1 4 ,5 3 8 ,6 4 0 1 ,4 6 8 ,4 0 2 ,6 4 0 1 5 ,0 0 0 ,0 0 0 1 ,4 5 3 ,4 0 2 ,6 4 0 4 3 ,6 0 2 ,0 7 9 ,2 0 0
K ua rta l II 1 ,7 4 4 ,6 2 4 ,0 0 0 1 7 ,4 4 6 ,2 4 0 1 ,7 6 2 ,0 7 0 ,2 4 0 1 4 ,5 3 8 ,6 4 0 1 ,7 4 7 ,5 3 1 ,6 0 0 5 2 ,4 2 5 ,9 4 8 ,0 0 0
K ua rta l III 1 ,9 6 2 ,7 0 0 ,0 0 0 1 9 ,6 2 7 ,0 0 0 1 ,9 8 2 ,3 2 7 ,0 0 0 1 7 ,4 4 6 ,2 4 0 1 ,9 6 4 ,8 8 0 ,7 6 0 5 8 ,9 4 6 ,4 2 2 ,8 0 0
K ua rta l IV 2 ,1 0 8 ,0 9 6 ,0 0 0 2 1 ,0 8 0 ,9 6 0 2 ,1 2 9 ,1 7 6 ,9 6 0 1 9 ,6 2 7 ,0 0 0 2 ,1 0 9 ,5 4 9 ,9 6 0 6 3 ,2 8 6 ,4 9 8 ,8 0 0
P em b e lia n
K ua rta l
44
PT. Gudang Garam
Anggaran Biaya Bahan Mentah
2002
Kebutuhan
produksi
Gram Rp.
Kuartal I 1,453,864,000 43,615,920,000
Kuartal II 1,744,624,000 52,338,720,000
Kuartal III 1,962,700,000 58,881,000,000
Kuartal IV 2,108,096,000 63,242,880,000
Rupiah
Kuartal
45
BAB VI
BUDGET UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG
A. Pengertian Budget Tenaga Kerja
Ialah budget yang merencanakan secara terperinci tentang upah yang akan
dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung selama periode yang akan
datang, yang meliputi rencana tentang jumlah yang diperlukan oleh para tenaga
kerja langsung untuk menyelesaikan unit yang diproduksikan, tarip upah yang
dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung dan waktu (kapan) para tenaga
kerja langsung tersebut menjalankan proses produksi, yang dikaitkan dengan
jenis barang jadi yang akan dihasilkan serta tempat dimana para tenaga kerja
tersebut bekerja.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja
antara lain :
1. Kebutuhan tenaga kerja.
2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja.
3. Latihan bagi tenaga kerja baru.
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja.
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh para tenaga kerja.
6. Pengawasan tenaga kerja.
Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu
dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya. Kerap kali ditemui
dalam praktek yakni satuan hitung atas dasar jam buruh langsung (direct labour
hours). Dan biaya buruh kangsung (direct labour cost). Dalam persiapan
penyusunan anggaran ini terlebih dahulu dibuat mannig table, yang
menjelaskan tentang :
1. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
2. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat
kegiatan.
3. Bagian-bagian yang membutuhkan.
46
B. Kegunaan Budget Tenaga Kerja
Secara umum budget tenaga kerja mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu :
sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat
pengawasan kerja.
Secara khusus budget tenaga kerja digunakan untuk menyusun harga pokok
barang yang akan diproduksikan.
Penyusunan secara baik anggaran tenaga kerja akan mendatangkan keuntungan/
manfaat bagi perusahaan yaitu :
1. Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien karena rencana yang matang.
2. Pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih
efisien.
3. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.
4. Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Tenaga Kerja Langsung
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi biaya tenaga kerja langsung, yaitu :
1. Budget unit yang diproduksikan.
2. Standar waktu untuk mengerjakan proses produksi.
a. Dengan cara mendasarkan pada histories atau pengalaman di waktu
waktu yang lalu.
b. Cara yang mendasarkan pada penelitian-penelitian khusus (time and
montion study).
3. Sistem pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan.
a. Sistem upah menurut waktu, bahwa besar kecilnya upah tergantung
pada banyak sedikitnya
b. Sistem upah bertingkat menurut hasil produksi (out put), yang
menentukan bahwa kepada para tenaga kerja dikenakan tarip menurut
unit hasil yang berbeda, untuk prestasi kerja yang berbeda.
c. Sistem upah menurut waktu dengan insentif menurut unit hasil (out
put), menentukan bahwa kepada para tenaga kerja dikenakan tarip upah
menurut waktu yang sama, sedangkan kepada para tenaga kerja yang
47
berprestasi tinggi, diberikan tambahan upah (insentif ) yang didasarkan
pada unit hasil (out put).
d. Sistem upah menurut unit hasil (out put) dengan insentif menurut hasil
yang lain, bahwa kepada para tenaga kerja dikenakan tarip upah
menurut unit hasil (out put) yang sama, sedangkan kepada mereka yang
berprestasi tinggi, diberikan tambahan upah (insentif) yang didasarkan
pada unit hasil (out put).
e. Sistem upah dengan insentif yang dihitung dengan menggunakan rumusrumus
tertentu.
Soal Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan di bagian produksi berjumlah 2.700 orang
yang terdiri dari :
1. Tukang linting dengan tangan 1.100 Orang
Upahnya sebesar Rp. 1.500,- per 1.000 batang rokok dengan maksimum 3.000
batang rokok. Bila mencapai lebih dari 3.000 batang ditambah upah lembur
sebesar sebesar 50 % untuk setiap 1.000 batang dari upah tersebut.
2. Tukang potong/gunting dengan tangan 850 Orang
Upahnya sebesar Rp. 1.800,- per 1.000 batang rokok dengan maksimum 3.000
batang rokok. Bila mencapai lebih dari 3.000 batang ditambah upah lembur
sebesar sebesar 50 % untuk setiap 1.000 batang dari upah tersebut.
3. Tukang longsong bungkus rokok 250 Orang
Upahnya sebesar Rp. 1.800,- per 1.000 longsong rokok dengan maksimum
3.000 batang rokok. Bila mencapai lebih dari 3.000 batang ditambah upah
lembur sebesar sebesar 50 % untuk setiap 1.000 batang dari upah tersebut.
4. Tukang mengepak rokok 500 Orang
Upahnya sebesar Rp. 1.500,- untuk setiap bal rokok dengan maksimum 3 bal
rokok. Bila mencapai lebih dari 3 bal ditambah upah lembur sebesar sebesar
50 % untuk setiap bal dari upah tersebut.
48
Jawab :
PT. Gudang Garam
Produksi Per Kuartal
2002
Penjualan Prs. akhir Brg. Ters.dijual Prs awal Produksi
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
GG International
Kuartal I 74.729 3.624 78.353 3.471 74.882
Kuartal II 89.675 3.087 93.482 3.624 89.858
Kuartal III 100.885 4.012 104.897 3.807 101.090
Kuartal IV 108.358 4.232 112.590 4.012 108.578
GG Surya
Kuartal I 25.293 1227 26.520 1175 25.345
Kuartal II 30.352 1288 31.640 1227 30.413
Kuartal III 34.145 1358 35.503 1288 34.215
Kuartal IV 36.675 1433 38.108 1358 36.750
GG Merah
Kuartal I 14.946 724 15.670 694 14.976
Kuartal II 17.935 761 18.696 724 17.972
Kuartal III 20.177 802 20.979 761 20.218
Kuartal IV 21.671 847 22.518 802 21.716
Keterangan
Perhitungan Standar Biaya Tenaga Kerja
A. Tukang Linting dengan tangan
TABEL PERHITUNGAN BAL DALAM BATANG
Bal Batang Jumlah
Gudang Garam International 374.408 374408 x 10 x 20 x 12 898.579.200
Gudang Garam Surya 123.723 123723 x 10 x 20 x 16 405.513.600
Gudang Garam Merah 74.882 74882 x 10 x 20 x 10 149.764.000
Total (Batang) 573.013 1.453.856.800
Jumlah produksi untuk 1 tahun
Jenis Rokok
49
Berdasarkan anggapan bahwa dalam satu tahun ada 52 minggu, maka dalam
satu tahun terdapat 2.080 jam kerja (52 x 40 jam).
Jumlah tukang linting tangan adalah 1.100 Orang.
1.453.856.800
Hasil = x 1 batang
2.080 jam
= 698.970
698.970
Hasil lintingan per orang per jam = x 1 batang
1.100 Orang
= 635
Dari perhitungan di atas dapat ditentukan standar waktu masing-masing jenis
rokok adalah sebagai berikut :
2.400
1) Gudang Garam International = x 1 jam = 3.8 jam per bal
635
3.200
2) Gudang Garam Surya = x 1 jam = 5.0 jam per bal
635
2.000
3) Gudang Garam Merah = x 1 jam = 3.2 jam per bal
635
Untuk setiap 1.000 batang rokok upahnya Rp. 15.000,- , sehingga dapat
ditentukan tingkat upah per jam (1 DLH) yaitu :
635
x Rp. 15.000,- = Rp. 9.525,00
1.000
B. Tukang gunting dengan tangan
Jumlah tukang ginting dengan tangan adalah 850 Orang.
Dari jumlah tersebut dapat dihitung hasil rokok yang digunting per jam dan per
orang adalah sebagai berikut :
698.970
= x 1 batang
850 Orang
= 822
50
Dari perhitungan di atas dapat ditentukan standar waktu masing-masing jenis
rokok adalah sebagai berikut :
2.400
1) Gudang Garam International = x 1 jam = 2,9 jam per bal
822
3.200
2) Gudang Garam Surya = x 1 jam = 3,9 jam per bal
822
2.000
3) Gudang Garam Merah = x 1 jam = 2,4 jam per bal
822
Untuk setiap 1.000 batang rokok upahnya Rp. 18.000,- , sehingga dapat
ditentukan tingkat upah per jam (1 DLH) yaitu :
822
x Rp. 18.000,- = Rp. 14.796,00
1.000
C. Tukang Longsong/bungkus rokok.
Pada perhitungan ini perlu di sajikan table perubahan bal dalam bungkus
sebagai berikut :
Bal Bungkus Jumlah
Gudang Garam International 374.408 374408 x 10 x 20 74.881.600
Gudang Garam Surya 123.723 123723 x 10 x 20 25.344.600
Gudang Garam Merah 74.882 74882 x 10 x 20 14.976.400
Total (Bungkus) 573.013 115.202.600
Jumlah produksi untuk 1 tahun
Jenis Rokok
Bila diketahui jumlah tukang longsong 250 Orang, hasil longsong per orang per
jam adalah sebagai berikut :
Hasil longsongan per jam:
115.202.600
x 1 Longsong = 55.385 lonsong
2080 jam
Hasil longsongan per jam per orang :
55.385
x 1 Longsong = 222 lonsong
250 Orang
51
Standar waktu untuk menghasilkan 1 bal longsong adalah sebagai berikut :
200
Gudang Garam International = x 1 jam = 0,9 jam per bal
222
200
Gudang Garam Surya = x 1 jam = 0,9 jam per bal
222
200
Gudang Garam Merah = x 1 jam = 0,9 jam per bal
222
Besarnya upah tukang longsong = Rp.600 per 1.000 longsong, maka jumlah
upah per jamnya adalah :
222
x Rp. 18.000,- = Rp. 3.996,00
1.000
D. Tukang pak rokok.
Jumlah produksi (Pengepakan)
(Bal)
Gudang Garam International 374.408
Gudang Garam Surya 123.723
Gudang Garam Merah 74.882
Total 573.013
Jenis Rokok
Jumlah tukang pak 500 Orang
Hasil pengepakan per jam adalah
573.013
x 1 bal = 277 bal
2.080
Pengepakan per jam per orang
277
x 1 bal = 0,55 bal
500
Standar waktu pengepakan per jam :
1
x 1 jam = 1,8 jam
0,55
Besarnya upah per pak adalah Rp. 15.000,-, maka upah per jam adalah :
52
0,55
Gudang Garam International = x 1 Rp. 15.000,- = Rp. 8.250,00
1
0,55
Gudang Garam Surya = x 1 Rp. 1.500,- = Rp. 8.250,00
1
0,55
Gudang Garam Merah = x 1 Rp. 1.500,- = Rp. 8.250,00
1
53
54
BAB VII
BIAYA OVERHEAD PABRIK
A. Pengertian Budget Biaya Overhead Pabrik
Ialah budget yang merencanakan secara terperinci tentang biaya pabrik tak
langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung
dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung dibebankan, yang masingmasing
dikaitkan dengan tempat di mana biaya pabrik tidak langsung tersebut
terjadi.
B. Cara Penentuan Biaya Overhead Pabrik
Masing-masing departemen (produksi dan jasa) berhak merencanakan biaya
sesuai dengan jenis biaya yang menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan untuk
menentukan jumlahnya biaya masing-masing item maupun biaya keseluruhan
bagi departemennya kita perlu perhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Berdasarkan sifatnya biaya dibagi menjadi biaya tetap, biaya variabel dan
jenis biaya semi variabel.
2. Berdasarkan wewenang untuk menentukan anggaran. Ada biaya yang
wewenang menentukannya terletak dibagian itu sendiri, sudah baragn tentu
dengan pegertian dapat disetujui oleh atasan langsung. Misalnya
penganggaran biaya administrasi yang diselenggarakan oleh bagian itu
sendiri adalah wewenang bagian itu sendiri untuk menyelenggarakannya.
Ada pula biaya yang dihitung atas dasar ketentuan yang wewenangnya
terletak di luar / di atas bagian itu sendiri. Misalnya gaji untuk pegawai
tetap yang bekerja diluar bagian itu sendiri, wewenangnya adalah pada
Direksi dan buka bagian itu sendiri.
55
C. Kegunaan Budget Overhead Pabrik
Secara umum budget overhead pabrik mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu :
sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat
pengawasan kerja.
Secara khusus budget overhead pabrik digunakan untuk menyusun harga pokok
barang yang akan diproduksikan dan harga pokok penjualan.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Budget Biaya Overhead
Pabrik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyusunan budget biaya overhead
pabrik, yaitu :
1. Budget unit yang akan diproduksikan.
2. Standar pembebanan biaya yang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Sistem pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan.
4. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan.
5. Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan.
E. Perhitungan dan Alokasi Biaya Overhead Pabrik
Ada beberapa metode alokasi pembebanab biaya overhead pabrik, yaitu :
1. Berdasarkan pemakaian watt (kilowatt).
2. Berdasarkan perbandingan luas tanah.
3. Berdasarkan jumlah karyawan masing-masing departemen.
4. Berdasarkan jumlah kekayaan (aktiva) masing-masing departemen.
Soal Biaya Overhead Pabrik
1. Tenaga Kerja Tidak Langsung tahun 2002 diperkirakan masih mempekerjakan
24 orang seperti tahun 2001, 15 Orang di bagian Gudang Garam International,
5 Orang di Gudang Garam Surya dan 4 Orang di bagian Gudang Garam Merah.
Adapun biayanya sebesar Rp. 285.000.000,-.
2. Biaya bahan pembantu meliputi cengkeh, saus dan campuran lainnya
ditetapkan Rp. 6,50 dari Jam Kerja Biaya Tenaga Kerja Langsung (JKTKL).
56
3. Perlu diketahui perhitungan Biaya Pemeliharaan Gedung Bagian Pabrik
menjadi satu dengan Bagian Penjualan serta Bagian Administrasi & Umum
karena bagian penjualan dan adminidtrasi menjadi satu dalam satu gedung.
Biaya pemeliharaan gedung ditetapkan Rp. 2.000.000,-tiap-tiap bulan ditambah
Rp. 5,- JKTKL. Dari jumlah ini dialkokasikan 85 % untuk bagian produksi, 8
% bagian penjualan dan 7 % bagian administrasi dan umum. Sedang
pembagian masing-masing jenis produk sesuai dengan prosentase produksi.
4. Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan ditetapkan Gudang Garam
International Rp. 1.500.000,- setiap kuartal ditambah Rp. 5,- JKTKL, Gudang
Garam Surya Rp. 600.000,- setiap kuartal ditambah Rp. 5,- JKTKL, Gudang
Garam Merah Rp. 500.000,- setiap kuartal ditambah Rp. 5,- JKTKL.
5. Biaya Listrik ditetapkan Rp. 15,- JKTKL. Dari jumlah ini dialokasikan bagian
produksi 85% untuk bagian produksi, 8 % untuk bagian penjualan dan 7 %
untuk bagian administrasi dan umum. Pembagian biaya untuk masing-masing
jenis rokok dilakukan dengan menghitung luas lantai. Luas lantai Gudang
Garam International 6.000 M2, Gudang Garam surya 2.000 M2 dan Gudang
Garam Merah 1.000 M2.
6. Depresiasi seluruh aktiva tetap dihitung dengan menggunakan ametode garis
lurus (straight line) ditetapkan setiap kuartal Rp. 16.000.000,-. Dari jumlah ini
dialukasikan 90 % untuk bagian produksi, 5 % bagian penjualan dan 5 %
bagian administrasi dan umum. Dari bagian produksi 65 % untuk Gudang
Garam International, 22 % bgaian Gudang Garam Surya dan 13 % untuk
Gudang Garam Merah.
57
Jawab
1. Biaya tenaga kerja tak langsung sejumlah Rp. 285.000.000,-
15
a. Gudang Garam International = x Rp. 285.000.000,-
24
= Rp. 178.125.000
Pembebanan tiap-tiap kuartal
178.125.000
4
= Rp. 44.531.250,-
5
b. Gudang Garam Surya = x Rp. 285.000.000,-
24
= Rp. 59.375.000
Pembebanan tiap-tiap kuartal
59.375.000
4
Rp. 14.843.750
4
c. Gudang Garam Merah = x Rp. 285.000.000,-
24
= Rp. 47.500.000
Pembebanan tiap-tiap kuartal
47.500.000
4
Rp.11.875.000,-
2. Biaya Bahan Pembantu
a. Gudang Garam International
Kuartal I = Rp. 6,5 x 703.891 = 4.575.291,50
Kuartal II = Rp. 6,5 x 844.665 = 5.490.322,50
Kuartal III = Rp. 6,5 x 950.246 = 6.176.599,00
Kuartal IV = Rp. 6,5 x 1.020.633 = 6.634.114,50
58
b. Gudang Garam Surya
Kuartal I = Rp. 6,5 x 294.002 = 1.911.013,00
Kuartal II = Rp. 6,5 x 352.791 = 2.293.141,50
Kuartal III = Rp. 6,5 x 396.894 = 2.579.811,00
Kuartal IV = Rp. 6,5 x 426.300 = 2.770.950,00
c. Gudang Garam Merah
Kuartal I = Rp. 6,5 x 124.301 = 807.956,50
Kuartal II = Rp. 6,5 x 149.168 = 969.592,00
Kuartal III = Rp. 6,5 x 167.809 = 1.090.758,50
Kuartal IV = Rp. 6,5 x 180.243 = 1.171.579,50
3. Biaya Pemeliharaan gedung
a. Kuartal I
(3 x 2.000.000,00) + (5 x 1.122.194 ) = 11.610.970
85 % x 11.610.970 = 9.869.324.50
GGI = 65% x 9.869.324.50 = 6.415.606.93
GGS = 22% x 9.869.324.50 = 2.171.251.39
GGM = 13% x 9.869.324.50 = 1.283.012.13
b. Kuartal II
(3 x 2.000.000,-) + (5 x 1.346.624) =12.733.120
85 % x 12.733.120 = 10.832.152
GGI = 65% x 10.832.152 = 7.035.048.80
GGS = 22% x 10.832.152 = 2.383.073.44
GGM = 13% x 10.832.152 = 1.408.179.76
c. Kuartal III
(3 x 2.000.000,-) + (5 x 1.514.949) =13.574.745
85 % x 13.574.745 = 11.538.533.25
GGI = 65 % x 11.538.533.25 = 7.500.046,61
GGS = 22 % x 11.538.533.25 = 2.538.477,32
GGM = 13 % x 11.538.533.25 = 1.500.009.32
59
d. Kuartal IV
(3 x 2.000.000,-) + (5 x 1.627.176) =14.135.880
85 % x 14.135.880 =12.015.498
GGI = 65 % x 12.015.498 = 7.810.073.70
GGS = 22 % x 12.015.498 = 2.643.409.56
GGM = 13 % x 12.015.498 = 1.562.014.74
4. Biaya Pemeliharaan Mesin
Gudang Garam International
Kuartal I = 1.500.000 + (5 x 703.891) = 5.019.455
Kuartal II = 1.500.000 + (5 x 844.665) = 5.723.325
Kuartal III = 1.500.000 + (5 x 950.246) = 6.251.230
Kuartal IV = 1.500.000 + (5 x 1.020.633) = 6.603.165
Gudang Garam Surya
Kuartal I = 600.000 + (5 x 703.891) = 4.119.455
Kuartal II = 600.000 + (5 x 844.665) = 4.823.325
Kuartal III = 600.000 + (5 x 950.246) = 5.351.230
Kuartal IV = 600.000 + (5 x 1.020.633) = 5.703.165
Gudang Garam Merah
Kuartal I = 500.000 + (5 x 703.891) = 4.019.455
Kuartal II = 500.000 + (5 x 844.665) = 4.723.325
Kuartal III = 500.000 + (5 x 950.246) = 5.251.230
Kuartal IV = 500.000 + (5 x 1.020.633) = 5.603.165
5. Biaya Listrik
Kuartal I 15 x 1.122.194 = 16.832.910
85 % x 16.832.910 =14.307.973.50
GGI = 6.000/9.000 x 14.307.973.50 = 9.538.649.00
GGS = 2.000/9.000 x 14.307.973.50 = 3.179.549.67
GGM = 1.000/9.000 x 14.307.973.50 = 1.589.774.83
60
Kuartal II 15 x 1.346.624 = 20.199.390
85 % x 20.199.390 = 17.169.481.50
GGI = 6.000/9.000 x 17.169.481.50 = 11.446.321.00
GGS = 2.000/9.000 x 17.169.481.50 = 3.815.440.33
GGM = 1.000/9.000 x 17.169.481.50 = 1.907.720,00
Kuartal III 15 x 1.514.949 = 22.724.235
85 % x 22.724.235 = 19.315.599.75
GGI = 6.000/9.000 x 19.315.599.75 =12.877.066.50
GGS = 2.000/9.000 x 19.315.599.75 = 4.292.355.50
GGM = 1.000/9.000 x 19.315.599.75 = 2.146.177.75
Kuartal IV 15 x 1.627.176 = 24.407.640
85 % x 24.407.640 = 20.746.494
GGI = 6.000/9.000 x 20.746.494 = 13.830.996,00
GGS = 2.000/9.000 x 20.746.494 = 4.610.332.00
GGM = 1.000/9.000 x 20.746.494 = 2.305.166.00
6. Depresiasi Aktiva Tetap
90 % x 16.000.000 = 14.400.000
Pembebanan semester I s.d IV
GGI = 65 % x 14.400.000 = 9.360.000
GGS = 22 % x 14.400.000 = 3.168.000
GGM = 13 % x 14.400.000 = 1.872.000
61
62
BAB VIII
VARIABEL BUDGET
A. Pengertian Variabel Budget
Yaitu budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang tingkat
perubahan (tingkat variabilitas) biaya, terutama biaya-biaya tidak langsung,
sehubungan dengan perubahan aktivitas perusahaan dari waktu-kewaktu selama
periode yang akan datang.
Variabel budget menunjukkan tingkat kepekaan terhadap aktivitas dalam
benruk Jam Kerja Tenaga kerja Langsung (JKTKL), bentuk Jam Kerja Mesin
(JKM), bentuk Unit Hasil Produksi (out-put) dsb.
Dalam kaitannya dengan aktivitas perusahaan, biaya tidak langsung dibedakan
menjadi tiga golongan :
1. Biaya Tetap.
Biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh perubahan aktifitas
perusahaan.
Contoh dari biaya tidak langsung adalah biaya penyusutan
Rp.
B Biaya Tetap
Aktivitas
0 A1 A2 An
2. Biaya Variabel
Biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh oleh perubahan aktivitas
perusahaan.
Ada tiga macam biaya variabel :
a. Biaya variabel proporsional ialah biaya variabel yang berubah sebanding
dengan perubahan aktivitas perusahaan.
63
Bila aktivitas naik 10 % maka biaya variabel naik 10 % atau sebaliknya.
Contoh biaya bahan pembantu
Aktivitas Jumlah biaya Rata-rata per JKTKL
10000 JKTKL Rp150.000,00 Rp15,00
20000 JKTKL Rp300.000,00 Rp15,00
30000 JKTKL Rp450.000,00 Rp15,00
40000 JKTKL Rp600.000,00 Rp15,00
50000 JKTKL Rp750.000,00 Rp15,00
b. Biaya variabel degresif ialah biaya veriabel yang berubah secara kurang
dari sebanding dengn perubahan aktivitas perusahaan.
Bila aktivitas perusahaan meningkat 10 %, biaya variabel meningkat tetapi
kurang dari biaya variabel atau sebaliknya.
Contoh biaya bahan pembantu
Aktivitas Jumlah biaya Rata-rata per JKTKL
10000 JKTKL Rp150.000,00 Rp15,00
20000 JKTKL Rp299.000,00 Rp14,95
30000 JKTKL Rp477.000,00 Rp14,90
40000 JKTKL Rp594.000,00 Rp14,85
50000 JKTKL Rp740.000,00 Rp14,80
c. Biaya variabel progresif ialah biaya variabel yang berubah secara lebih dari
sebanding dengan perubahan aktivitas perusahaan.
Bila aktivitas perusahaan naik 10 % peningkatan biaya variabel lebih dari
10 %, begitu sebaliknya.
Contoh biaya bahan pembantu
Aktivitas Jumlah biaya Rata-rata per JKTKL
10000 JKTKL Rp150.000,00 Rp15,00
20000 JKTKL Rp301.000,00 Rp15,05
30000 JKTKL Rp453.000,00 Rp15,10
40000 JKTKL Rp606.000,00 Rp15,15
50000 JKTKL Rp760.000,00 Rp15,20
3. Biaya Semi Variabel ialah biaya yang sebagian mempunyai sifat tetap, yang
besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan dan sebagian
lain mempunyai sifat variabel, besar kecilnya dipengaruhi oleh aktivitas
perusahaan.
64
Dari apa yang diutarakan di muka dapatlah diketahui dua cirri utama biaya
variabel yaitu :
a. Bilamana perusahaan tidak mengadakan aktivitas sama sekali, biaya ini
tetap dalam jumlah tertentu, yaitu sebesar unsure biaya tetap terkandung
di dalamnya. Sedangkan unsure biaya variabel yang terkandung di
dalamnya tidak ada.
b. Bilamana perusahaan meningkatkan aktivitasnya, maka jumlah biaya ini
meningkat karena unsure biaya variabel yang terkandung di dalamnya
mengalami peningkatan. Sedangkan unsure biaya tetapnya tidak
mengalami peningkatan.
Adapun beberapa metode untuk memperkirakan besarnya jumlah biaya tetap
dan unsur biaya variabel yagn terkandung di dalam biaya semi variabel tersebut
yaitu :
a. Metode biaya berjaga (stand by cost method).
Metode ini dalam menentukan unsur biaya tetap dalam biaya semi variabel
dilakukan dengan cara menghentikan aktivitas perusahaan selama jangka
waktu tertentu (misalnya satu bulan). Dengan demikian selama satu bulan
tidak ada aktivitas sama sekali. Unsur biaya tetap yang masih harus dibayar
(ditanggung) oleh perusahaan selama perusahaan tidak mengadakam
aktivitas itulah merupakan unsure biaya tetap. Selisih antara jumlah biaya
semi variabel pada tingkat aktivitas tertentu dengan unsure biaya tetap
tersebut adalah biaya variabel.
b. Metode maksimum dan minimum (Maximum and minimum method)
Menentukan bahwa unsure biaya variabel suatu biaya semi variabel dapat
diperkirakan dengan cara membandingkan antara besarnya biaya semi
variabel yang bersangkutan pada aktivitas maksimum yang pernah dicapai
perusahaan, dengan besarnya biaya semi variabel pada aktivitas minimum
yang pernah dialami oleh perusahaan. Selisih antara jumlah biaya semi
variabel pada aktivitas tertentu.
65
c. Metode regresi
Menentukan bahwa unsur biaya tetap dan unsure biaya variabel sesuatu
biaya semi variabel dapat diperkirakan dengan menggunakan data
pengalaman diwaktu-waktu yang telah lalu. Data-data tersebut ialah data
tentang aktivitas perusahaan dari bulan kebulan, yang merupakan variabel
yang mempengaruhi (variabel X), serta data biaya semi variabel yang
bersangkutan pada tingkat aktivitas perusahaan dari periode ke periode
berikutnya, yang merupakan variabel yang dipengaruhi (variabel Y).
Bilamana menggunakan perhitungan dengan regresi lurus (linier), maka
akan diperoleh nilai Y = a + bX dengan mempergunakan rumus :
(I) Σ Y = n.a + b X
(II) ΣXY = aΣX + bΣX2
Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa besarnya nilai a dalam
persamaan regresi yang diperoleh, merupakan unsure biaya tetap dari biaya
semi variabel yang bersangkutan dan nilai b merupakan unsure biaya variabel
per unit aktivitas perusahaan.
Bilamana ditinjau dari besar kecilnya biaya semi variabel sebagai akibat dari
perubahan aktivitas perusahaan, digolongkan menjadi 3 macam yaitu :
a. Biaya semi variabel proporsional.
Yaitu biaya semi variabel yang unsur biaya variabelnya berubah secara
sebanding dengan perubahan aktiviatas perusahaan. Ini berarti bahwa
apabila misalnya aktivitas perusahaan meningkat 10 %, maka jumlah unsur
biaya variabel juga mengalami peningkatan 10 %, demikian sebalinya.
b. Biaya semi variabel degresif.
Yaitu biaya semi variabel yang unsur biaya variabelnya berubah secara
kurang dari sebanding dengan perubahan aktiviatas perusahaan. Ini berarti
bahwa apabila misalnya aktivitas perusahaan meningkat 10 %, maka jumlah
unsur biaya variabel juga mengalami peningkatan, tetapi peningkatannya
kurang dari 10 %, demikian sebalinya.
66
c. Biaya semi variabel progresif.
Yaitu biaya semi variabel yang unsur biaya variabelnya berubah secara
lebih dari sebanding dengan perubahan aktiviatas perusahaan. Ini berarti
bahwa apabila misalnya aktivitas perusahaan meningkat 10 %, maka jumlah
unsur biaya variabel juga mengalami peningkatan, tetapi peningkatannya
lebih dari 10 %, demikian sebalinya.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Variabel Budget
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun variabel
budget yaitu :
1. Untuk biaya upah tenaga kerja langsung banyak dipengaruhi oleh sistem
pembayaran yang berlaku diperusahaan :
a. Bila perusahaan memakai sistem waktu, maka BTKL tersebut merupakan
biaya tetap, karena besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas
perusahaan.
b. Bila memakai sistem upah menurut unit hasil (out put), maka BTKL
merupakan biaya variabel karena besar kecilnya tergantung pada aktivitas
perusahaan.
c. Bila memakai sistem insentif, maka BTKL merupakan biaya semivariabel,
karena sebagian upah mempunyai sifat tetap dan sebagian lagi yang berupa
insentif mempunyai sifat variabel.
2. Untuk biaya bahan pembantu banyak dipengaruhi oleh :
a. Teknologi, dengan teknologi yang maju akan menghemat biaya bahan
pembantu.
b. Kondisi mesin dan peralatan, bila masih relatif baru akan menghemat biaya
bahan pembantu.
3. Untuk biaya pemeliharaan aktiva tetap, banyak dipengaruhi oleh :
a. Kondisi aktiva tetap yang bersangkutan ditinjau dari sudut teknologis.
Aktiva tetap yang lebih sensitive akan memerlukan biaya pemeliharaan
yang lebih besar dari pada aktiva tetap yang kurang sensitive.
67
b. Kondisi aktiva tetap yang bersangkutan ditinjau dari sudut pemakaiannya.
Aktiva tetap yang relatif baru akan menghemat biaya pemeliharaan dari
pada aktiva yang sudah lama.
Pada umumnya biaya pemeliharaan kativa tetap merupakan biaya semi
variabel, karena seandainya perusahaan menghentikan aktivitasnya, aktiva tetap
tersebut masih memerlukan pemeliharaan dan perawatan (unsur biaya tetap).
Sedangkan apabila perusahaan meningkatkan aktivitasnya, biaya pemeliharaan
tersebut mengalami peningkatan pula (unsur biaya variabel ).
4. Untuk biaya listrik, banyak dipengaruhi oleh :
a. Peraturan yang berlaku dan dikeluarkan oleh PLN.
b. Kebutuhan tenaga listrik dari masing-masing mesin dan peralatan yang
dimiliki oleh perusahaan.
Sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Perusahaan Listrik Negara,
maka biaya listrik merupakan biaya semi variabel.
5. Untuk beban depresiasi aktiva tetap, banyak dipengaruhi oleh :
a. Harga (nilai) pembelian aktiva tetap yang bersangkutan.
b. Umur ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.
c. Nilai residu (solvage value) aktiva tetap yang bersangkutan.
d. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan.
Pada umumnya beban depresiasi aktiva tetap merupakan biaya tetap merupakan
biaya tetap, karena besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan.
akan tetapi bila perusahaan memakai metode produksi (production method)
untuk menentukan besar kecilnya beban depresiasi, maka beban depresiasi
merupakan biaya variabel.
6. Untuk biaya promosi, banyak dipenagruhi oleh :
a. Jenis produk yang dijual perusahaan. Pada umumnya produk konsumsi
memerlukan biaya promosi yang lebih besar dibanding barang industri.
b. Keadaan persaingan pasar. Persaingan yang cukup ketat akan memerlukan
biaya promosi yang lebih besar.
68
c. Penguasaan pasar. Usaha memasuki atau merebut pasar yang baru akan
memerlukan promosi yang lebih besar dari pada pasar lama yang sudah
dikuasai oleh perusahaan.
d. Tersedianya modal yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang
mempunyai modal yang kuat akan mampu untuk merencanakan biaya
promosi yang lebih besar dari pada perusahaan yang mempunyai modal
terbatas.
69
BAB IX
BIAYA USAHA
A. Pengertian Anggaran Biaya Penjualan dan Biaya Administrasi umum
Anggaran biaya penjualan (selling expenses budget) yaitu budet yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya yang terjadi di dalam
lingkungan bagian penjualan, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan
kegiatan yang dilakukan oleh bagian penjualan, yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis biaya penjualan, jumlah biaya penjualan, dan waktu biaya penjualan
tersebut terjadi dan dibebankan yang masing-masing dikaitkan dengan tempat di
mana biaya penjualan tersebut terjadi.
Anggaran biaya administrasi (administration expenses budget) yaitu budet
yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya yang terjadi di
dalam lingkungan kantor administrasi perusahaan, serta biaya-biaya lain yang
sifatnya untuk keperluan perusahaan serta keseluruhan yang di dalamnya meliputi
rencana tentang jenis biaya administrasi, jumlah biaya administrasi, dan waktu
(kapan) biaya penjualan tersebut terjadi dan dibebankan yang masing-masing
dikaitkan dengan tempat di mana biaya administrasi tersebut terjadi.
B. Kegunaan Budget Biaya Usaha
Secara umum budget overhead pabrik mempunyai tiga kegunaan pokok
yaitu : sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat
pengawasan kerja.
Secara khusus budget biaya usaha sebagai dasar penyusunan budget kas,
karena sebagian dari biaya-biaya tersebut memerlukan pengeluaran kas.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Budget Biaya Usaha
1. Budget penjualan
2. Budget unit yang akan diproduksikan.
3. Standar pembebanan biaya yang ditetapkan oleh perusahaan.
70
4. Sistem pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan.
5. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan.
6. Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan.
Contoh budget biaya penjualan
1. Biaya gaji bagian penjualan masih sama seperti tahun sebelumnya sebesar
Rp. 20.000.000,- setiap bulannya
2. Biaya iklan ditetapkan sebesar Rp.2.000.000,- ditambah Rp. 15,- dari total
penjualan.
3. Biaya perlengkapan ditetapkan ditetapkan Rp. 15,- dari total penjualan.
4. Biaya angkut penjualan ditetapkan Rp. 10,- dari total penjualan.
5. Biaya pemeliharaan gedung.
6. Biaya listrik bagian penjualan.
7. Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan bagian penjualan ditetapkan
Rp.7,50 dari total penjualan.
8. Biaya penyusutan aktiva tetap.
Jawab :
1. Biaya gaji bagian penjualan
Biaya gaji bagian penjualan tiap-tiap kuartal yaitu :
3 x Rp. 20.000.000,- = Rp. 60.000.000.
2. Biaya iklan
Kuartal I
2.000.000,- + (15 x 114.968) = Rp. 3.724.520,-
Kuartal II
2.000.000,- + (15 x 137.962) = Rp. 4.069.430,-
Kuartal III
2.000.000,- + (15 x 155.507) = Rp. 4.328.105,-
Kuartal IV
2.000.000,- + (15 x 166.704) = Rp. 4.500.560,-
71
3. Biaya perlengkapan
Kuartal I
15 x 114.968 = Rp. 1.724.520,-
Kuartal II
15 x 137.962 = Rp. 2.069.430,-
Kuartal III
15 x 155.507 = Rp. 2.328.105,-
Kuartal IV
15 x 166.704 = Rp. 2.500.560,-
4. Biaya angkut penjualan
Kuartal I
10 x 114.968 = Rp. 1.149.680,-
Kuartal II
10 x 137.962 = Rp. 1.379.620,-
Kuartal III
10 x 155.507 = Rp. 1.555.070,-
Kuartal IV
10 x 166.704 = Rp. 1.667.040,-
5. Biaya pemeliharaan gedung.
a. Kuartal I
(3 x 2.000.000,-) + (5 x 1.122.194 ) = 11.610.970
8 % x 11.610.970 = 928.877,60
b. Kuartal II
(3 x 2.000.000,-) + (5 x 1.346.624 ) =12.733.120
8 % x 12.733.120 = 1.018.649,60
c. Kuartal III
(3 x 2.000.000,-) + (5 x 1.514.949 ) =13.574.745
8 % x 13.574.745 = 1.085.979,60
d. Kuartal IV
(3 x 2.000.000,-) + (5 x 1.627.176) =14.135.880
8 % x 14.135.880 = 1.130.870,40
72
6. Biaya listrik bagian penjualan.
Kuartal I 15 x 1.122.194 = 16.832.910
8 % x 16.832.910 = 1.346.632,80
Kuartal II 15 x 1.346.624 = 20.199.390
8 % x 20.199.390 = 1.615.951,20
Kuartal III 15 x 1.514.949 = 22.724.235
8 % x 22.724.235 = 1.817.938,80
Kuartal IV 15 x 1.627.176 = 24.407.640
8 % x 24.407.640 = 1.952.611,20
7. Biaya mesin dan peralatan bagian penjualan.
Kuartal I
7,5 x 114.968 = Rp. 882.260,00
Kuartal II
7,5 x 137.962 = Rp. 1.034.715,00
Kuartal III
7,5 x 155.507 = Rp. 1.166.302,50
Kuartal IV
7,5 x 166.704 = Rp. 1.250.280,00
8. Biaya penyusutan aktiva tetap.
Biaya penyusutan aktiva tetap bagian penjualan tiap-tiap kuartal yaitu :
5 % x 16.000.000,- = Rp. 800.000,-
73
74
Contoh Budget biaya administrasi dan umum
1. Biaya gaji bagian penjualan masih sama seperti tahun sebelumnya sebesar
Rp. 15.000.000,- setiap bulannya
2. Biaya perlengkapan kantor ditetapkan Rp. 10 dari JKTKL.
3. Biaya pemeliharaan gedung.
4. Biaya listrik bagian kantor.
5. Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan bagian kantor ditetapkan Rp. 7,50
dari JKTKL.
6. Biaya penyusutan aktiva tetap.
Jawab :
1. Biaya gaji bagian kantor
Biaya gaji bagian kantor untuk tiap-tiap kuartal adalah :
3 x 15.000.000 = Rp. 45.000.000,-
2. Biaya perlengkapan
Kuartal I
10 x 1.122.194 = Rp. 11.221.940,00
Kuartal II
10 x 1.346.624 = Rp. 13.466.240,00
Kuartal III
10 x 1.514.949 = Rp. 15.149.490,00
Kuartal IV
10 x 1.627.176 = Rp. 16.271.760,00
3. Biaya pemeliharaan gedung kantor
. Kuartal I
(3 x 2.000.000,-) + (5 x 1.122.194 ) = 11.610.970
7 % x 11.610.970 = 812.767,90
b. Kuartal II
(3 x 2.000.000,-) + (5 x 1.346.624 ) =12.733.120
7 % x 12.733.120 = 891.318,40
75
c. Kuartal III
(3 x 2.000.000,-) + (5 x 1.514.949 ) =13.574.745
7 % x 13.574.745 = 950.232,15
d. Kuartal IV
(3 x 2.000.000,-) + (5 x 1.627.176) =14.135.880
7 % x 14.135.880 = 989.511,60
4. Biaya listrik bagian kantor.
Kuartal I 15 x 1.122.194 = 16.832.910
7 % x 16.832.910 = 1.178.303,70
Kuartal II 15 x 1.346.624 = 20.199.390
7 % x 20.199.390 = 1.413.957,30
Kuartal III 15 x 1.514.949 = 22.724.235
7 % x 22.724.235 = 1.590.696,45
Kuartal IV 15 x 1.627.176 = 24.407.640
7 % x 24.407.640 = 1.708.534,80
5. Biaya mesin dan peralatan bagian kantor.
Kuartal I
7,5 x 1.122.194 = Rp. 8.416.645,00
Kuartal II
7,5 x 1.346.624 = Rp. 10.099.680,00
Kuartal III
7,5 x 1.515.949 = Rp. 11.369.587,50
Kuartal IV
7,5 x 1.627.176 = Rp. 12.203.820,00
9. Biaya penyusutan aktiva tetap.
Biaya penyusutan aktiva tetap bagian kantor tiap-tiap kuartal yaitu :
5 % x 16.000.000,00 = Rp. 800.000,00
76
77
BAB X
BUDGET PIUTANG
A. Pengertian Budget Piutang
Yaitu budget yang merencanakan lebih terperinci tentang jumlah piutang
perusahaan serta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periode
yang akan datang. Dari pengertian tersebut, bahwa budget piutang menunjukkan
besarnya piutang dari waktu kewaktu karena perusahaan mengadakan transaksitransaksi
penjualan secara kredit, menunjukkan piutang jumlah piutang yang
tertagih dari waktu kewaktu serta sisa piutang yang belum tertagih pada periode
yang akan datang. Disamping itu piutang timbul karena penjualan aktiva
perusahaan, misalnya penjualan aktiva tetap perusahaan.
B. Kegunaan Budget Piutang
Secara umum budget piutang mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu :
sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat
pengawasan kerja, yang membantu manajemen alam memimpin jalannya
perusahaan.
Secara khusus budget piutang digunakan sebagai dasar untuk menyusun
budget kas.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Budget Piutang
Beberapa faktor yang mempengaruhi penyusunan budget piutang yaitu :
1. Budget penjualan. Semakin besar jumlah penjualan akan cenderung
semakin besar pula penjualan secara kredit, sehingga memperbesar piutang
perusahaan.
2. Keadaan persaingan pasar. Persaingan yang ketat akan memaksa
perusahaan untuk melakukan penjualan secara kredit, sehingga
memperbesar piutang perusahaan.
78
3. Posisi perusahaan dalam persaingan. Bilamana posisi perusahaan cukup
kuat dalam persaingan, akan perusahaan lebih dapat memaksakan penjualan
secara tunai, sehingga memperkecil penjualan secara kredit dan
mengakibatkan piutang perusahaan cenderung semakin kecil.
4. Syarat pembayaran. Bilamana potongan penjualan yang ditawarkan cukup
menarik para calon pembeli, maka akan mendorong pembelian-pembelian
secara tunai. Akibatnya piutang perusahaan akan cenderung semakin kecil.
5. Kebijasanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang
yang aktif akan mempercepat pemasukan kas dan memperkecil jumlah sisa
piutang.
6. Rencana perusahaan untuk melakukan penjualan-penjualan secara kredit
aktiva-aktiva lain. Bilamana perusahaan melakukan penjualan secar kredit
sebagian aktiva tetapnya akan memperbesar piutang perusahaan, tetapi bila
tidak merencanakan akan menjual aktiva tetapnya, maka tidak akan
memperbesar piutang perusahaan.
Contoh :
PT. Gudang Garam dalam melakukan penjualan mempunyai pelanggan tetap untuk
tiap-tiap kuartal. Adapun ketentuannya penjualan secara kredit masing-masing
produk sebagai berikut :
Penjualan ketiga jenis produk dengan ketentuan sebagai berikut :
Syarat penjualan secara kredit 5/10, n/90
1. Sebanyak 40 % dari transaksi penjualan dilakukan secara tunai, sehingga
diberikan potongan 4 %.
2. 30 % dilakukan secara kredit dan batas waktu pembayaran dilakukan
sebelum 10 hari, sehingga diberikan potongan 4 %.
3. 20 % dari transaksi penjualan dilakukan secara kredit dan pelunasan
pembayarannya kurang dari 90 hari. Sehingga tidak mendapatkan potongan
penjualan.
4. Sebanyak 10 % dilakukan secara kredit dan pembayarannya pada kuartal
berikutnya.
79
Jawab :
Penjualan kuartal I Rp. 99.033.430.000,00
1. Sebanyak 40 % tunai x Rp. 99.033.430.000,00 = Rp. 39.613.372.000,00
Potongan 4 % x Rp. 39.613.372.000,00 = Rp. 1.584.534.880,00
Diterima kuartal I = Rp. 38.028.837.120,00
2. Sebanyak 30% piutang x Rp. 99.033.430.000,00= Rp. 29.710.029.000,00
Potongan 4 % x Rp. 29.710.029.000,00 = Rp 1.188.401.160,00
Diterima kuartal I = Rp. 28.521.627.840,00
3. Sebanyak 20 % piutang diterima kuartal I
tanpa potongan 20 % x Rp. 99.033.430.000,00 = Rp. 19.806.686.000,00
4. Sebanyak 10 % piutang diterima kuartal II
tanpa potongan 10 % x Rp. 99.033.430.000,00 = Rp. 9.903.343.000,00
Penjualan kuartal II Rp. 118.840.600.000,00
1. Sebanyak 40 % tunai x Rp. 118.840.600.000,00 = Rp. 47.536.240.000,00
Potongan 4 % x Rp. 47.536.240.000,00 = Rp. 1.901.449.600,00
Diterima kuartal II = Rp. 45.634.790.400,00
2. Sebanyak 30% piutangxRp.118.840.600.000,00 = Rp. 35.652.180.000,00
Potongan 4 % x Rp. 35.652.180.000,00 = Rp 1.426.087.200,00
Diterima kuartal II = Rp. 34.226.092.800,00
3. Sebanyak 20 % piutang diterima kuartal II
tanpa potongan 20 % x Rp. 118.840.600.000,00 = Rp. 23.768.120.000,00
4. Sebanyak 10 % piutang diterima kuartal III
tanpa potongan 10 % x Rp. 118.840.600.000,00 = Rp. 11.884.060.000,00
Penjualan kuartal III Rp. 133.695.110.000,00
1. Sebanyak 40 % tunai x Rp. 133.695.110.000,00 = Rp. 53.478.044.000,00
Potongan 4 % x Rp. 53.478.044.000,00 = Rp. 2.139.121.760,00
Diterima kuartal III = Rp. 51.338.922.240,00
80
2. Sebanyak 30% piutangxRp. 133.695.110.000,00= Rp. 40.108.533.000,00
Potongan 4 % x Rp. 29.710.029.000,00 = Rp 1.604.341.320,00
Diterima kuartal III = Rp. 38.504.191.680,00
3. Sebanyak 20 % piutang diterima kuartal III
tanpa potongan 20 % x Rp. 133.695.110.000,00 = Rp. 26.739.022.000,00
4. Sebanyak 10 % piutang diterima kuartal IV
tanpa potongan 10 % x Rp. 133.695.110.000,00 = Rp. 13.369.511.000,00
Penjualan kuartal IV Rp. 143.598.930.000,00
1. Sebanyak 40 % tunai x Rp. 143.598.930.000,00 = Rp. 57.439.572.000,00
Potongan 4 % x Rp. 57.439.572.000,00 = Rp. 2.297.582.880,00
Diterima kuartal IV = Rp. 55.141.989.120,00
2. Sebanyak 30% piutangxRp. 143.598.930.000,00= Rp. 43.079.679.000,00
Potongan 4 % x Rp. 43.079.679.000,00 = Rp 1.723.187.160,00
Diterima kuartal IV = Rp. 41.356.491.840,00
3. Sebanyak 20 % piutang diterima kuartal IV
tanpa potongan 20 % x Rp. 143.598.930.000,00 = Rp. 28.719.786.000,00
4. Sebanyak 10 % piutang diterima kuartal I (2003)
tanpa potongan 10 % x Rp. 143.598.930.000,00 = Rp. 14.359.893.000,00
Bila diketahui jumlah piutang awal Rp. 5.000.000.000,00 pada akhir tahun 2001.
Skedul penerimaan piutang dapat dilihat sebagai berikut :
81
82
BAB XI
BUDGET PERUBAHAN AKTIVA TETAP
A. Pengertian Budget Perubahan Aktiva Tetap
Budget perubahan aktiva tetap (capital addition budget) adalah budget yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang perubahan-perubahan aktiva tetap
dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang. Perubahan-perubahan
tersebut meliputi :
1. Pembelian aktiva tetap baru.
2. Pembuatan aktiva tetap baru.
3. Penambahan aktiva tetap yang lama dengan aktiva tetap yang baru, atau dengan
komponen-komponen aktiva tetap yang baru, di mana tambahan aktiva tetap
(komponen) yang baru tersebut menjadi satu bagian yang tak terpisahkan
dengan aktiva yang lama.
4. Perbaikan berat (betterment) aktiva tetap lama yang sudah ada, agar dapat
berfungsi dengan baik.
5. Penjualan aktiva tetap lama, yang mungkin disebabkan karena sudah habis
umur ekonomisnya.
6. Penurunan nilai aktiva tetap dalam bentuk depresiasi.
B. Kegunaan Budget Perubahan Aktiva Tetap
Secara umum budget perubahan aktiva tetap mempunyai tiga kegunaan
pokok yaitu : sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan
sebagai alat pengawasan kerja, yang membantu manajemen alam memimpin
jalannya perusahaan.
Secara khusus budget perubahan aktiva tetap adalah sebagai dasar untuk
penyusunan budget kas, karena perubahan-perubahan aktiva tetap tersebut akan
mempengaruhi kas.
83
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget perubahan aktiva
tetap.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penyusunan budget perubahan aktiva
tetap adalah sebagai berikut :
1. Budget unit yang diproduksikan.
2. Kondisi aktiva tetap yang sudah ada.
3. Tersedianya modal yang dimiliki perusahaan.
4. Perkembangan teknologi.
5. Umur ekonomis aktiva tetap lama yang sudah ada.
6. Metode depresiasiyang dipakai perusahaan.
Contoh perubahan aktiva tetap :
1. Pada bulan April 2002 direncanakan akan dijual mesin sebanyak 2 buah
seharga Rp. 90.000.000,00, di mana sejumlah Rp. 70.000.000,00 akan
diterima pembayarannya bulan April dan sisanya dibayar bulan Agustus
2002.
2. Pada bulan Mei 2002 direncanakan akan dibeli mesin sebanyak 2 buah
seharga Rp. 120.000.000,00, di mana sejumlah Rp. 90.000.000,00 akan
diterima pembayarannya bulan April dan sisanya dibayar bulan Oktober
2002.
Bentuk budget perubahan aktiva tetap dapat dilihat sebagai berikut :
PT. Gudang Garam
Budget Perubahan Aktiva tetap
Kuartal I – IV
Keterangan Mulai Selesai Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV
Penambahan aktiva tetap
Mesin Mei Oktober 90.000.000 30.000.000
Jumlah 90.000.000 30.000.000
Pengurangan Aktiva tetap
Mesin Aprl Agustus 70.000.000 20.000.000
Jumlah 70.000.000 20.000.000
84
BAB XII
UTANG
A. Pengertian Budget Utang
Yaitu budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah
utang beserta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periode yang
akan datang.
B. Kegunaan Budget Utang
Secara umum, semua budget termasuk budget utang, mempunyai tiga
kegunaan pokok, yaitu pedoman kerja sebagai alat pengkoordinasian kerja, serta
sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam memimpin
jalannya perusahaan.
Sedangkan secara khusus budget utang adalah sebagai dasar penyusunan
budget kas, karena pembayaran-pembayaran (pelunasan) utang tersebut merupakan
pengeluaran kas.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Budget Utang
Beberapa faktor yang mempengaruhi penyusunan budget utang yaitu :
1. Budget pembelian bahan mentah.
2. Keadaan persangan para supplier bahan mentah.
3. Syarat pembayaran.
4. Tersedianya modal kerja perusahaan.
5. Rencana perusahaan untuk melakukan pembelian kredit aktiva-aktiva yang
lain.
Contoh budget utang.
Berdasarkan syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh pihak
supplier bahan mentah untuk tahun 2002sebesar 5/10, n/90. PT. Gudang Garam
menetapkan kebijaksanaan pembelian bahan mentah sebagai berikut :
85
1. Sebanyak 40 % dari transaksi pembelian dilakukan secara tunai, sehingga
diberikan potongan 5 %.
2. 20 % dilakukan secara kredit dan batas waktu pembayaran dilakukan
sebelum 10 hari, sehingga diberikan potongan 5 %.
3. 30 % dari transaksi penjualan dilakukan secara kredit dan pelunasan
pembayarannya kurang dari 90 hari. Sehingga tidak mendapatkan potongan
penjualan.
4. Sebanyak 10 % dilakukan secara kredit dan pembayarannya pada kuartal
berikutnya.
Saldo awal piutang akhir tahun 2001 adalah Rp. 4.000.000.000,00
Jawab :
Pembelian kuartal I Rp. 43.602.079.200,00
1. Sebanyak 40 % tunai x Rp. 43.602.079.200,00 = Rp. 17.440.831.680,00
Potongan 5 % x Rp. 17.440.831.680,00 = Rp. 872.401.584,00
Dibayar kuartal I = Rp. 16.568.790.096,00
2. Sebanyak 20% utang x Rp. 43.602.079.200,00 = Rp. 8.720.415.840,00
Potongan 4 % x Rp. 8.720.415.840,00 = Rp 436.020.792,00
Dibayar kuartal I = Rp. 8.284.395.048,00
3. Sebanyak 30 % utang dibayar kuartal I
tanpa potongan 30 % x Rp. 43.602.079.200,00 = Rp. 13.080.623.760,00
4. Sebanyak 10 % utang dibayar kuartal II
tanpa potongan 10 % x Rp. 43.602.079.200,00 = Rp. 4.360.207.920,00
Pembelian kuartal II Rp. 52.425.948.000,00
1. Sebanyak 40 % tunai x Rp. 52.425.948.000,00 = Rp. 20.970.379.200,00
Potongan 5 % x Rp. 20.970.379.200,00 = Rp. 1.048.518.960,00
Dibayar kuartal II = Rp. 19.921.860.240,00
2. Sebanyak 20% utang x Rp. 52.425.948.000,00 = Rp. 10.485.189.600,00
Potongan 5 % x Rp. 10.485.189.600,00 = Rp 524.259.480,00
Dibayar kuartal II = Rp. 9.960.930.120,00
3. Sebanyak 30 % utang dibayar kuartal II
tanpa potongan 20 % x Rp. 52.425.948.000,00 = Rp. 15.727.784.400,00
4. Sebanyak 10 % utang dibayar kuartal III
tanpa potongan 10 % x Rp. 52.425.948.000,00 = Rp. 5.242.594.800,00
86
Pembelian kuartal III Rp. 58.946.422.800,00
1. Sebanyak 40 % tunai x Rp. 58.946.422.800,00 = Rp. 23.578.569.120,00
Potongan 5 % x Rp. 23.578.569.120,00 = Rp. 1.178.928.456,00
Dibayar kuartal III = Rp. 22.399.640.664,00
2. Sebanyak 20% utangxRp. 58.946.422.800,00 = Rp. 11.789.284.560,00
Potongan 5 % x Rp. 11.789.284.560,00 = Rp 589.464.228,00
Dibayar kuartal III = Rp. 11.199.820.332,00
3. Sebanyak 30 % utang dibayar kuartal III
tanpa potongan 20 % x Rp. 58.946.422.800,00 = Rp. 17.683.926.840,00
4. Sebanyak 10 % utang dibayar kuartal IV
tanpa potongan 10 % x Rp. 58.946.422.800,00 = Rp. 5.894.642.280,00
Pembelian kuartal IV Rp. 63.286.498.800,00
1. Sebanyak 40 % tunai x Rp. 63.286.498.800,00 = Rp. 25.314.599.520,00
Potongan 5 % x Rp. 25.314.599.520,00 = Rp. 1.265.729.976,00
Dibayar kuartal IV = Rp. 24.048.869.544,00
2. Sebanyak 20% utang x Rp. 63.286.498.800,00 = Rp. 12.657.299.760,00
Potongan 5 % x Rp. 12.657.299.760,00 = Rp 632.864.988,00
Dibayar kuartal IV = Rp. 12.024.434.772,00
3. Sebanyak 30 % utang dibayar kuartal IV
tanpa potongan 20 % x Rp. 63.286.498.800,00 = Rp. 18.985.949.640,00
4. Sebanyak 10 % piutang dibayar kuartal I (2003)
tanpa potongan 10 % x Rp. 63.286.498.800,00 = Rp. 6.328.649.880,00
87
88
BAB XIII
BUDGET PERSEDIAAN
A. Pengertian Budget Persediaan
Yaitu budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang persediaan
barang selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana
tentang jenis, jumlah dan harga barang yang tersedia dari waktu-kewaktu. Dari
pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa bilamana perusahaan mempunyai
beberapa jenis barang, maka rencana persediaan dari masing-masing jenis barang
tersebut juga harus diperinci dan dapat dipisahkan secara jelas. Pada umumnya
barang-barang tersebut meliputi barang-barang hasil produksi (out put), bahanbahan
mentah dan bahan-bahan pembantu untuk keperluan produksi.
B. Kegunaan Budget Persediaan
Secara umum, semua budget termasuk budget persediaan, mempunyai tiga
kegunaan pokok, yaitu pedoman kerja sebagai alat pengkoordinasian kerja, serta
sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam memimpin
jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus budget persediaan berguna sebagai
dasar penyusunan budget produksi serta budget pembelian bahan mentah.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Budget Persediaan
Agar suatu budget dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran
yang memuat didalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan
dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat,
diperlukan data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang
dipertimbangkan di dalam penyusunan budget.
Masalah persediaan sudah dibahas bersama dalam pembahasan budget produksi
dan budget pembelian bahan mentah, lengkap dengan pembahasan dan faktorfaktor
yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besar-kecilnya persediaan
yang disusun dalam bentuk budget persediaan.
89
Contoh budget persediaan
PT. Gudang Garam
Budget (Bal) Persediaan Barang Jadi
Kuartal I – IV 2002
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
Kuartal I 3.471 3.624 1.175 1.227 694 724
Kuartal III 3.624 3.087 1.227 1.288 724 761
Kuartal III 3.087 4.012 1.288 1.358 761 802
Kuartal IV 4.012 4.232 1.358 1.433 802 847
GGI GGS GGM
Kuartal
PT. Gudang Garam
Budget (Gram) Persediaan Bahan Mentah
Kuartal I – IV 2002
Awal Akhir
Kuartal I 15.000.000 14.538.640
Kuartal III 14.538.640 17.446.240
Kuartal III 17.446.240 19.627.000
Kuartal IV 19.627.000 21.080.960
Bahan Mentah
Kuartal
D. Metode Penilaian Persediaan
Pada umumnya jumlah persediaan barang dinilai berdasarkan harga
perolehan barang tersebut. Persediaan bahan mentah akan dinilai berdasarkan harga
pembelian bahan mentah yang bersangkutan, sedangkan persediaan barang jadi
akan dinilai berdasarkan biaya produksinya, yang terdiri dari biaya bahan mentah,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Cara penilaian bahan
mentah akan mengalami kesulitan bila harga pembelian yang berbeda-beda, tarip
upah yang fluktuatif dan BOP yang berbeda-beda pada periode yang bersangkutan.
Beberapa penilaian persediaan antara lain :
1. Metode FIFO
Metode ini menyatakan bahwa barang yang dibeli lebih awal dianggap diproses
produksi lebih awal pula. Dengan demikian penerapan biaya bahan mentah
yang dikenakan didasarkan pada tarip lama.
90
2. Metode LIFO
Metode ini menyatakan bahwa barang yang dibeli lebih akhir dianggap
diproses produksi lebih awal. Dengan demikian penerapan biaya bahan mentah
yang dikenakan didasarkan pada tarip yang baru.
3. Metode Average
Metode ini menganggap bahwa barang yang dikeluarkan (diproses) dinilai
berdasarkan rata-rata pembelian. Dengan demikian penerapan biaya bahan
mentah yang dikenakan didasarkan pada rata-rata tarip yang lama dengan tarip
yang baru.
Sebagai gambaran PT. Gudang Garam menetapkan persediaan barang jadi setiap
kuartal dinilai berdasarkan biaya produksi pada kuartal yang bersangkutan. Bila
diketahui persediaan awal barang dalam proses Gudang Garam International
Rp. 320.000.000,00, Gudang Garam Surya Rp. 150.000.000,00 dan Gudang
Garam Merah Rp. 55.000.000,00. Budget persediaan bahan baku/bahan mentah,
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi dapat dilihat sebagai
berikut :
91
92
93
BAB XIV
BUDGET KAS
A. Pengertian Budget Kas
Merupakan budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah
kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periode yang
akan datang.
B. Direct and Indirect Cash Flow Budget
Bila penyusunan budget dengan menambahkan saldo dengan penerimaan kas
dan di kurangi dengan pengeluaran kas secara langsung dinamakan direct cash
flow budget, tetapi bila penyusunannya melibatkan income statement dan
blance sheet disebut indirect cash flow budget.
C. Kegunaan Budget Kas
Secara umum budget kas mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu : sebagai
pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat
pengawasan kerja, yang membantu manajemen alam memimpin jalannya
perusahaan.
Secara khusus budget kas digunakan sebagai dasar untuk menyusun master
balance sheet budget.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Budget Kas
Ada beberapa hal yang mempengaruhi penyusunan budget kas, yaitu :
1. Faktor penerimaan kas, meliputi :
a. Budget penjualan. Semakin besar penjualan perusahaan akan
memungkinkan terjadinya penjualan secara tunai perusahaan semakin
besar, sehingga akan memperbesar penerimaan kas.
b. Keadaan persaingan pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa
penjualan secara kredit, sehingga memperkecil penjualan secara tunai.
Akibatnya akan memperkecil pula penerimaan kas.
94
c. Posisi perusahaan dalam persaingan. Bilamana posisi perusahaan cukup
kuat dalam persaingan, akan perusahaan lebih dapat memaksakan
penjualan secara tunai, sehingga memperbesar penerimaan kas.
d. Syarat pembayaran. Bilamana potongan penjualan yang ditawarkan
cukup menarik para calon pembeli, maka akan mendorong pembelianpembelian
secara tunai. Akibatnya penerimaan kas akan cenderung
naik.
e. Kebijasanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang
yang aktif akan mempercepat pemasukan kas perusahaan.
f. Budget perubahan aktiva tetap. Bilamana perusahaan melakukan
penjualan secar kredit sebagian aktiva tetapnya akan memperbesar
penerimaan kas perusahaan.
g. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan lain (non
operating), seperi : penghasilan bunga, peghasilan sewa, penghasilan
deviden dan sebagainya.
2. Faktor pengeluaran kas, meliputi :
a. Budget pembelian bahan mentah. Semakin besar pembelian barang
mentah akan cenderung semakin besar pula transaksi pembelian secara
tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperbesar pengeluaran
kas.
b. Keadaan supplier bahan mentah. Persaingan yang lebih keras akan
memaksa para supplier melakukan transaksi-transaksi penjualan secara
kredit, sehingga transaksi pembelian tunai bahan mentah perusahaan.
Akibatnya akan memperkecil pengeluaran kas.
c. Posisi perusahaan terhadap supplier bahan mentah. Bilamana posisi
perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan
pembelian bahan mentah secara kredit, sehingga akan memperkecil
pengeluaran kas.
d. Syarat pembayaran yang ditawarkan supplier. Bilamana potongan
pembelian yang ditawarkan supplier cukup menarik perusahaan, maka
95
akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian-pembelian
secara tunai. Akibatnya memperbesar pengeluaran kas.
e. Budget upah tenaga kerja langsung. Semakin besar upah tenaga kerja
langsung yang harus dibayar akan semakin besar pula pengeluaran kas
yang dilakukan.
f. Budget biaya pabrik tak langsung. Semakin besar biaya pabrik tidak
langsung yang harus dibayar akan semakin besar pula pengeluaran kas
yang dilakukan.
g. Budget biaya administrasi. Semakin besar biaya administrasi yang harus
dibayar akan semakin besar pula pengeluaran kas yang dilakukan.
h. Budget perusahaan aktiva tetap, khususnya tentang penambahan aktiva
tetap. Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan
merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan
memperbesar pengeluaran kas.
i. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas
untuk keperluan lain (non operating), seperti : biaya bunga, biaya sewa
dan sebagainya.
Contoh soal budget kas
Dari budget-budget sebelumnya bila diketahui PT. Gudang Garam menerima
penghasilan sebesar Rp. 3.000.000,00 setiap tiga bulan sekali, rata-rata penghasilan
bunga Rp.300.000.000,00 setiap bulan dan rata-rata biaya bunga
Rp.800.000.000,00. Susunlah budget kas !
Skedul penerimaan dan pengeluaran kas serta budget kas dapat dilihat sebagai
berikut :
96
97
BAB XV
LAPORAN BUDGET
A. Pengertian Laporan Budget
Laporan budget merupakan laporan yang sistematis dan terperinci tentang
realisasi pelaksanaan budget beserta analisa dan evaluasinya dari waktu-kewaktu
selama periode yang akan datang. Budget komprehensif mencakup budget pula
tentang laporan budget yang harus disusun pada waktu-waktu yang akan datang.
Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa laporan budget
menunjukkan seberapa jauh seberapa jauh apayang digariskan dalam budget telah
direalisasikan dalam pelaksanaannya. Dengan kata lain, laporan budget
menunjukkan analisa perbandingan antara angka-angka realisasi pelaksanaannya
yang tercantum dalam catatan akuntansi. Analisa ini juga menunjukkan apakah
telah terjadi penyimpangan-penyimpangan antara budget dengan pelaksanannya,
apakah penyimpangan-penyimpangan yang terjadi itu bersifat positif
(menguntungkan) atau negatif (merugikan), dan sekaligus menunjukkan pula
faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan itu.
Dengan diketahuinya penyimpangan-penyimpangan beserta sebabsebabnya
tersebut, dapatlah dievaluasi apakah kegiatan pelaksanaan budget dapat
dikatakan berhasil ataukah kurang berhasil, apakah efisien ataukah kurang efisien.
Dari hasil analisa dan evaluasi tersebut dapatlah pimpinan perusahaan membuat
kebijaksanaan sebagai tindak lanjut (follow up) untuk menghadapi periode
berikutnya. Bilamana penyimpangan-penyimpangan yang terjadi baersifat positif,
maka kebijaksanaan dilanjutkan agar yang positif terulang kembali. Sebaliknya,
bilamana penyimpangan-penyimpangan yang terjadi negatif, maka kebijaksanaan
tindak lanjutnya diarahkan agar supaya yang negatif tidak akan terulang kembali
pada periode-periode berikutnya.
Laporan budget perlu disusun secara teratur (berkala) dengan selang waktu
yang tidak terlalu lama. Hal ini dimaksudkan agar bilamana telah terjadi
penyimpangan-penyimpangan segera dapat diketahui, dianalisa dan dievaluasi,
98
sehingga tidak terlanjur berlarut-larut dalam waktu yang lama. Dengan demikian
laporan budget tidak disusun sekaligus dapa akhir tahun, tetapi hendaknya laporan
budget disusunbebearapa kali dalam setahun, misalnya tiga bulan sekali, dua bulan
sekali, satu bulan sekali dan ain-lain.
B. Kegunaan Laporan Budget
Laporan budget berguna bagi manajemen untuk menyusun kebijaksanaan
tindak lanjut (follow up) agar pada periode-periode berikutnya perusahaan dapat
berjalan lebih baik.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Laporan Budget
Ada dua faktor yang mempengaruhi penyusunan laporan budget yaitu :
1. Semua budget-budget yang yang telah disusun oleh perusahaan, khususnya
budget-budget tentang kegiatan perusahaan selama periode tertentu.
2. Semua catatan akuntansi tentang realisasi pelaksanaan budget-budget yang
bersangkutan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Permisi gan, mau minta softcopynya boleh ? trims
BalasHapusmaaf kalau boleh bisa dikirim ke mr_w_lie@yahoo.com
BalasHapusterima kasih sebelumnya